Otomania.com - Secara swadaya warga RW 01 dan 02 kelurahan Bojong Pondok Terong membuat palang perlintasan kereta api dari bambu.
Palang tersebut menghubungkan pengendara yang melintas dari arah jalan Raya Citayam.
Setiap harinya, palang perlintasan ini dijaga empat orang secara bergantian.
Hal ini dikatakan seorang penjaga yang mengaku lebih nyaman dipanggil Kinoi (43).
"Warga sendiri yang bikin palangnya. Dari RW 01 sama RW 02. Dulu pernah pakai palang dari besi, tapi pas patah repot. Waktu patah harus dilas dulu, seharian enggak kelar," kata Kinoi saat ditemui, Cipayung, Depok, Sabtu (5/5/2018).
(BACA JUGA: Cara Lama Masih Sakti, Maling Petik Motor Kayak Panen Buah, Berujung Di Tangan Polisi)
Selain karena merepotkan ketika patah, warga memilih menggunakan bambu sebagai palang perlintasan karena lebih mudah didapat.
Pria yang sudah berjaga di palang perlintasan sejak tahun 2006 ini mengatakan warga sekitar enggan meminta bantuan palang perlintasan dari Pemkot.
"Ini kan jalur perlintasan liar, jadi memang enggak dikasih palang. Tapi karena warga butuh akses jalan makanannya kita buat sendiri. Kalau buat tahu kereta datangnya kita lihat saja nengok kanan, kiri. Kalau ada kereta lewat langsung tarik tali palang," tuturnya.
Tali palang yang dimaksud ya adalah tali yang diikatkan ke bambu yang menjadi palang yang terletak di jalan Raya Citayam.
Cara kerjanya, tali yang diikat itu dibentangkan lewat pipa kecil yang diselipkan di bawah perlintasan rel kereta api.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tribunjakarta.com |
KOMENTAR