Otomania.com - Mengikuti perkembangan teknologi, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) tengah mengkaji penggunaan bus listrik untuk armada angkutan umum. Sudah ada beberapa pihak yang diketahui datang menawarkan produk ke Transjakarta.
Karena kajian belum rampung, PT Transjakarta belum bersedia membeberkan bus-bus listrik mana saja yang dipertimbangan dijadikan angkutan umum.
Namun, banyak informasi yang masuk, dan pihak-pihak yang tercatat pernah datang menawarkan ke Transjakarta mulai dari PT Sarimas Ahmadi Pratama.
Januari 2015, pengembang mobil listrik yang dimiliki oleh Dasep Ahmadi ini tercatat pernah datang menemui gubernur saat itu, Basuki Tjahaja Purnama.
Saat itu, Dasep mempresentasikan bus buatan perusahannya ke Basuki. Dasep menjelaskan bus listrik yang mereka produksi memiliki kemampuan jelajah 120 kilometer untuk satu jam pengisian. Saat itu, jumlah bus yang sudah diproduksi 18 unit, seluruhnya jenis bus sedang.
Baca: Bus Lantai Rendah Transjakarta Mulai Beroperasi
Pihak lain yang juga pernah menawarkan bus listrik adalah produsen asal Finlandia, Linkker. Pada Agustus 2015, Duta besar Finlandia untuk Indonesia, Paivi Hiltunen-Toivio mempresentasikan bus Linkker e-Bus ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Saat itu, Toivio mengatakan Linkker e-Bus merupakan sistem bus listrik generasi terbaru dari negaranya. Ia menyebut sistem ini sudah digunakan di Ibu Kota negaranya, Helsinki. Toivio yakin Linkker e-Bus akan cocok digunakan di Jakarta.
Berselang sebulan setelah kedatangan Toivio, giliran perusahaan transportasi PT Steady Safe yang datang ke Balai Kota. Ketika itu, Steady Safe menawarkan bus buatannya, BTD Auto.
BTD Auto disebut berdaya tempuh maksimal 250 km setelah diisi ulang dengan tenaga listrik selama lima jam. Steady Safe mengklaim busnya telah dioperasikan di Malaysia dan Singapura.
Dilakukannya kajian bus listrik oleh Transjakarta merupakan tindak lanjut dari pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.
Menurut Sandi, penggunaan bus listrik untuk angkutan umum harus mulai dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar konvensional dan mengurangi polusi udara.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | KompasOtomotif |
KOMENTAR