Suzuka, Otomania.com – Balap ketahanan menggunakan motor produksi massal dianggap Astra Honda Motor (AHM) bisa jadi sarana pembinaan pebalap di Indonesia. Namun sayangnya balapan seperti Suzuka 4 Hours atau Suzuka 8 Hours dikatakan belum bisa digelar didalam negeri karena tidak ada sirkuit yang memadai.
Balap ketahanan bukan cuma soal ujian stamina pebalap, tapi juga kematangan tim balap yang terdiri dari manajemen dan para mekanik. Strategi persiapan dan pengambilan keputusan teknis saat balapan adalah hal krusial saat balap ketahanan.
Tim diuji membaca situasi balap yang bisa berubah seketika lalu menghasilkan strategi baru. Pemilihan urutan pebalap, konsumsi bahan bakar, penggantian ban, waktu pit stop, dan team order, merupakan faktor penentu kemenangan.
Direktur Pemasaran AHM Thomas Wijaya mengatakan, bisa saja di Indonesia balap ketahanan menggunakan CBR250RR yang diproduksi lokal. Selain untuk melatih pebalap di luar balapan sprint, balap ketahanan juga sanggup jadi pembuktian kualitas produksi motor.
Thomas mengatakan, sirkuit di dalam negeri belum cocok menggelar balap ketahanan. Pasalnya, menyelenggarakan balap ketahanan butuh sirkuit dengan manajemen dan segala fasilitas pendukung yang prima.
“Ya sirkuitnya enggak ada, kita belum bisa gelar balapan seperti Suzuka 8 Hours. Selama ini kami punya sekolah khusus Astra Honda Motor Racing School, mereka kami bukakan kelas di IRS (Indospeed Race Series),” kata Thomas di Suzuka Circuit, Suzuka, Jepang, Minggu (30/7/2017).
AHM sudah mengirimkan pebalap binaannya mengikuti Suzuka 8 Hours mulai 2013 lalu. Sejak saat itu sudah dua kali “Merah-Putih” berkibar di podium utama kelas Suzuka 4 Hours pada 2013 dan 2016.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR