Jakarta, Otomania.com – Kejadian emosi di jalan raya sering dialami pengguna kendaraan bermotor. Terlebih menghadapi kemacetan serta tekanan tuntutan harus tiba di tempat tujuan tepat waktu membuat banyak masalah dapat terjadi.
Salah satunya konflik dengan petugas kepolisian di lapangan yang sedang bertugas. Petugas ini kerap menjadi sasaran emosi pengguna jalan raya. Masalah ini padahal bisa dihindari apabila pengguna jalan mempersiapkan diri sejak awal.
”Emosi wajar dilakukan seorang manusia. Tapi harus terkontrol untuk menghindari tindakan agresif. Akibatnya bisa runyam, berurusan dengan hukum juga kesehatan,” ucap Sony Susmana, praktisi keselamatan berkendara dan Direktur Safety Defensive Driving Indonesia beberapa waktu lalu.
Ada beberapa tahapan untuk menjaga emosi tetap terjaga selama berada di jalan. Pertama, pastikan kondisi pengemudi siap mental untuk menghadapi lingkungan, provokasi dan gangguan yang dapat datang dari luar kendaraan.
Kedua, lakukan cara berkendara defensif. Misalnya dengan tidak melanggar aturan, mau mengalah dengan pengguna jalan lainnya. Salah satunya pergi lebih awal untuk menghindari rasa terburu-buru selama di jalan.
Ketiga, menghargai pengguna jalan lain. Termasuk di dalamnya petugas kepolisian yang tengah bertugas. Rasa humanis untuk menyadari bahwa tidak hanya diri sendiri yang sedang bekerja dan melakukan kewajibannya, tapi juga orang lain.
Keempat, pastikan kondisi fisik prima. Kondisi badan tidak fit, sakit, kurang tenaga membuat mudah marah. Pada akhirnya emosi menjadi tidak stabil.
Kelima, selalu usahakan berpikir akibat yang ditimbulkan jika emosi diluapkan. Pikirkan risiko bila main pukul, merusak properti orang lain karena akan ada akibat hukum yang akan ditanggung.
Terakhir, rencanakan rute perjalanan dengan matang. Ini untuk mengurangi masalah di jalan seperti jalan rusak, macet dan lainnya. Sediakan juga alternatif rute agar lebih nyaman.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR