Kuala Lumpur, Otomania.com – Mobil hibrida atau hybrid kurang memiliki penggemar di Indonesia. Tidak seperti di negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang memiliki populasi mobil hibrida cukup banyak, konsumen Indonesia masih setengah-setengah untuk memilih produk hibdrida ini.
Salah satu alasannya karena pajaknya yang cukup tinggi. Negara tetangga sudah berinisiatif untuk memberikan insentif pada konsumen hibrida sehingga turut memacu populasi mobil berteknologi canggih ini.
Namun seberapa mendesak kebutuhan kendaraan hibrida ini sebenarnya di Tanah Air?
Menanggapi hal ini, Hari Arifianto, Deputy Director Marketing Communication PT Mercedes-Benz Indonesia coba memberi jawaban. Menurut Hari banyak keuntungan yang diberikan bila hibrida lebih diperhatikan.
”Kalau lihat permintaan ada atau tidak, kita tidak bisa bicara seperti mana duluan ayam atau telur. Terbukti di Malaysia dan Thailand misalnya, pasar disana tidak menanyakan apakah ada permintaannya, namun ketika pemerintah memberikan insentif dan harga hibrida lebih murah, langsung perpindahannya dari konvensional luar biasa,” ucap Hari saat ditemui di Kuala Lumpur, (10/5/2017).
Keuntungan lainnya tentu Indonesia tidak ketinggalan dengan teknologi terkini dunia otomotif. Pasalnya produk terbaru yang dikenalkan di luar negeri dapat segera dinikmati konsumen di Indonesia tanpa perlu menunggu waktu untuk perubahan spesifikasi.
”Produk Mercedes sudah Euro 6, saat ini kita masih Euro 2 mau ke Euro 4. Soal kesiapan pasti sudah siap. Keuntungannya selisih waktu mobil yang baru diluncurkan di Stuttgart pasti lebih singkat,” ucap Hari.
Selama ini, untuk produk bahan bakar bensin, Indonesia masuk kategori good fuel country. Untuk masuk kategori ini Mercedes-Benz memiliki tim khusus yang melakukan penilaian.
”Pastinya lebih senang karena tidak perlu biaya tambahan untuk mengubah spesifikasi. Sayangnya Indonesia terus ketinggalan dari market lain, kita tidak bisa menyusul untuk dikenalkan teknologi baru karena tidak bisa masuk,” ucap Hari.
Mercedes-Benz sendiri turut berlomba dengan pabrikan lain untuk menghadirkan produk hybrid. Produk hibrida pertamanya dikenalkan 2009 lalu melalui model S400 yang tidak ditawarkan di Indonesia.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR