Jakarta, Otomania.com – Perilaku yang menempatkan keselamatan yang utama ditempat-tempat tertentu kadang tidak diindahkan sebagian orang. Salah satunya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dimana bahaya kebakaran bisa mengintai kapan saja.
“SPBU memiliki banyak kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan karena bahan bakar di sekitarnya. Tindakan pencegahan selalu dilakukan untuk prosedur keselamatan,” ucap Mae Ascan, ilmuwan bahan bakar Shell saat ditemui Selasa (25/4/2017).
Salah satunya dapat dirasakan adalah saat konsumen hendak membeli BBM di SPBU Shell. Meski menggunakan sepeda motor sport yang memiliki tangki bahan bakar di bagian depan, petugas selalu memerintahkan konsumen untuk turun dari sepeda motor.
Ini adalah prosedur standar untuk keselamatan di area SPBU. Alasan konsumen disarankan untuk tidak berada di atas jok motor adalah untuk memberikan kesempatan bereaksi saat tiba-tiba ada keadaan darurat seperti kebakaran.
“Mesin juga wajib dimatikan. Ini selalu menjadi standar keamanan di SPBU Shell di seluruh dunia. Jadi meski agak merepotkan kami harapkan konsumen memahami tujuannya,” ucap Mae.
Menurut Mae, api membutuhkan pemantik. Di SPBU unsur pemantik dapat berasal dari mesin kendaraan. Didukung udara serta zat pembakaran yakni bahan bakar minyak, hanya butuh sepersekian detik dari keadaan normal menjadi bencana api menyala besar.
Prosedur ini menghindari kemungkinan kecelakaan di area SPBU. Kejadian terakhir adalah kebakaran yang terjadi di SPBU di daerah Salatiga, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Diberitakan, akibat sepeda motor modifikasi salah satu konsumen memicu kebakaran di dekat truk tangki BBM saat sedang melakukan pengisian bahan bakar. Beruntung tidak ada korban jiwa.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR