Jakarta, Otomania.com – Setelah sempat diisukan dengan kabar bohong seputar penangan kepadatan lalu lintas di sekitar Cawang – MT Haryono pekan lalu, kali ini Polda Metro Jaya (PMJ) mengeluarkan pengumuman resmi pengalihan arus lalu lintas di daerah tersebut.
Ini terkait dengan proyek pembangunan jalur LRT Cawang Dukung Atas yang membuat lebar jalur Cawang – MT Haryono hanya menjadi tiga jalur.
“Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk pembangunan LRT Cawang tersebut. Untuk itu PMJ dan pihak terkait membuat rekayasa lalu lintas sesuai tahapan pembangunan stasiun tersebut,” ucap AKBP Budiyanto, Kasubdit bid Gakkum Dirlantas PMJ dalam keterangan resmi, (16/4/2017).
Tahap pertama pembangunan stasiun LRT Cawang akan berada di median tengah jalan yang dilakukan mulai 1 April 2017 sampai 30 September 2017. Telah dilakukan pelebaran jalan (detour) di jalan MT Haryono sisi utara pada tanggal 1 sampai 15 April 2017.
Selama pembangunan tidak ada penutupan jalan seperti yang dikabarkan, tetapi dilakukan pembatasan dan pengaturan lalu lintas. Hal ini dilakukan karena ada pengurangan lebar jalan dari arah timur ( Cawang ) menuju barat ( Pancoran ) dan sebaliknya semula 4 lajur mix busway menjadi 3 lajur mix busway pada lokasi pekerjaan.
Untuk mengurangi kepadatan di lokasi pekerjaan disediakan jalur alternatif antara lain, pengguna jalan dari utara (Menteng) yang akan ke selatan (Ragunan) dapat melalui jalan Galunggung/Jalan Latuharhari – Jalan Sultan Agung – Jalan Minangkabau – Jalan DR. Saharjo – Jalan Dr. Supomo – Jalan Pasar Minggu – dan seterusnya. Atau bisa juga melalui Jalan Kyai H.Mansyur – Jalan Prof. Dr Satrio – Jalan Casablanca – dan seterusnya.
Pengguna dari Cawang menuju Semanggi dapat menggunakan Jalan DI Panjaitan – Jalan Basuki Rahmat – Jalan KH Abdullah Safei – Jalan Casablanca – Jalan Dr. Satrio – dan seterusnya.
Proyek LRT Cawang ini merupakan satu dari tujuh stasiun yang rencananya akan turut dibangun secara bertahap. Stasiun lain yang menunggu giliran adalah Stasiun Pancoran, Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi dan Dukuh Atas.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR