Jakarta, Otomania — Berbeda dengan roadrace, dragbike lebih ke pertarungan sepeda motor yang mengadu performa torsi dan tenaga, baik dari putaran bawah maupun atas di lintasan lurus.
Meski hanya sekali lewat, dragbike tetap digemari berbagai kalangan karena dianggap merealisasikan dari balapan motor yang biasa dilakukan di arena liar. M Saiman, salah satu pebalap dragbike senior, menganggap balap dragbike memiliki sensasi berbeda dari roadrace.
"Esensi dragbike bukan hanya sekadar bejek gas sampai finis, tetapi harus paham karakter motor. Saat melakukan start menjadi kunci utama memulai pertarungan, kalau salah bukaan gas atau momennya tidak dapat bisa kacau dari awal," ucap pebalap yang akrab disapa Q-cer kepada Otomania, Minggu (4/9/2016).
Menurut dia, meski hanya sekali lewat, balap dragbike bukan hanya menjadi ajang penyaluran hobi, tetapi justru memiliki tantangan yang lebih ekstrem dibandingkan roadrace. Momen mancapai waktu terbaik hanya bisa dilakukan satu kali yang membuat kesiapan motor serta pebalap benar-benar harus dalam posisi siap tempur.
"Punya motor kencang tanpa dibarengi skill melakukan start yang baik tidak akan cukup untuk ngejar waktu terbaik. Dua-duanya harus siap jadi bukaan asal geber motor sampai gas mentok saja," ucap Q-cer.
Q-cer berharap acara resmi seperti ini bisa dibuat secara rutin. Karena selain bisa mengakomodasi para pebalap lintasan lurus, ini juga bisa menekan angka kecelakaan akibat balap liar di jalan raya.
Dalam ajang Otomania Speed Zone Drag Bike 2016, tercatat ratusan pebalap ikut meramaikan acara yang digelar selama dua hari di lintasan non-permanen BEZ Auto Center, Paramount Land Gading Serpong. Menariknya, bukan hanya pria yang ikutan, tetapi juga ada kelas yang dibuat khusus untuk wanita.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR