Jakarta, Otomania - Perekonomian Indonesia yang belum stabil dampaknya merambat ke semua sektor termasuk otomotif, bahkan hingga ke pebisnis aksesori di Jakarta. Penurunan permintaan paling drastis menurut pedagang terjadi pada sepeda motor sport.
Menurut Tukijan pemilik toko aksesori ARM Motor di Jatinegara Cakung, Jakarta Timur, hampir setiap tahun ia menggantungkan usahanya pada aksesori motor sport. Tetapi, khusus tahun ini permintaan semakin menyusut.
“Turunnya parah sekali, kalau secara persentase 70 persen. Dulu setiap hari minimal lima motor yang beli aksesori, sekarang kadang seminggu sama sekali tidak ada,” kata Tukijan kepada Otomania di Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Faktor utama, kata Tukijan selain terjadi pergeseran ke skutik bongsor seperti Yamaha NMAX, juga dikarenakan kondisi ekonomi yang belum stabil, sehingga daya beli masyarakat ikut menurun.
“Kalau beli aksesori motor sport itu kan mahal, ketimbang model skutik. Jadi yang punya motor sport sedikit menahan, mereka yang punya matik beralih karena lebih terjangkau,” ujar pria asal Yogyakarta itu.
Riki salah satu pegawai toko aksesori di jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, mengungkapkan hal sama. Menurutnya, menurunnya permintaan tersebut sudah terjadi sejak awal tahun ini. Bahkan, tren motor sport tidak mempengaruhi.
“Konsumen tetap ada, tidak kosong-kosong sekali. Tetapi hanya satu atau dua orang saja dalam satu hari. Biasanya bisa lebih dari itu,” kata Riki.
Selain Kawasaki Ninja, Yamaha R15, R25, Honda CBR150R, konsumennya juga dari pengguna V-Ixion, CB150R dan sejenisnya. “Aksesori yang sering dibeli seperti kaca spion, fairing, kondom tangki dan masih banyak lagi. Sekarang ada tetapi belinya perintilan yang kecil dan murah,” kata Riki.
Secara penjualan, merujuk data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), dari Januari hingga Mei 2016 motor sport terjual 268.070 unit. PT Astra Honda Motor (AHM) yang menguasai pasar dengan raihan 120.307 unit atau punya pangsa pasar 45 persen.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR