Jakarta, Otomania - Arus mudik Lebaran sudah mulai berlangsung sejak pekan kemarin, bahkan sudah terjadi kemacetan akibat meningkatnya volume kendaraan. Wajib diketahui, selain pemudik banyak juga orang yang memanfaatkan momen libur Lebaran untuk melakukan perjalanan wisata bersama keluarga.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), mengatakan adanya libur Lebaran bukan hanya dinikmati umat muslim, tapi juga non muslim. Biasanya mereka memanfaatkan waktu berlibur bersama keluarga ke kota-kota yang memiliki tujuan wisata, otomatis hal ini menambah volume kendaraan yang berujung pada kemacetan.
"Biasanya mereka yang tidak Lebaran akan memanfaatkan waktu libur untuk mencari quality time bersama keluarga atau kerabat ke tempat wisata. Bila dari konteks cara menyikapi atau untuk menghindari kemacetan panjang, baiknya para pemudik menghindari kawasan atau kota-kota yang memiliki banyak tujuan wisata, cari rute alternatif lain untuk mencapai kampung halaman," ucap Jusri kepada Otomania, Senin (4/7/2016).
Menurtnya, hal ini harusnya sudah bisa disikapi bagi orang yang biasa melakukan ritual mudik. Modal utamanya adalah dengan memiliki manajemen perjalanan yang sudah tersusun dengan baik jauh sebelum keberangkatan.
Dengan perencanaan yang matang orang tidak akan fokus pada satu rute, tapi juga menyiapkan rute lain sebagai langkah antisipasi menghadapi kemacetan panjang serta kondisi lainnya. Bahkan bisa memprediksi jam-jam padat yang biasa terjadi pada arus mudik.
"Contoh kita tahu keluar Tol Brebes itu sangat padat, orang yang punya manajemen baik pasti akan menghindar, bisa dengan keluar sebelum Brebes atau mencari jalur lain yang tidak melewati kota tersebut. Salah satu ciri orang yang liburan itu pasti menuju destinasi yang banyak tempat wisata, sebisa mungkin menghindari daerah tersebut, lebih baik putar arah dibandingkan terjebak kemacetan panjang," ucap Jusri.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR