Jakarta, Otomania - Rencana hengkangnya Ford dari Indonesia membuat nasib para pelaku bisnis diler terombang-ambing. Parahnya lagi, setelah penjualan turun drastis dan mengalami kerugian ratusan miliar para jaringan diler ini belum mendapat kejelasan mengenai nasib kedepannya.
Ragam cara sudah dilakukan, bahkan sudah mencapai tahapan somasi kedua dan tuntutan ganti rugi senilai Rp 1 triliun. Meski demikian sampai saat ini mereka pun belum mendapat tanggapan langsung dari FMI.
"Saat kami dikumpulkan untuk pengumuman rencana Ford akan ke luar dari Indonesia kami sempat protes keras, kami meminta untuk menundanya, tapi mereka bilang satu hari pun tidak bisa ditunda. Pengumuman itu langsung diluncukan dan sampai detik ini pun kami belum diputuskan secara kontrak, jadi engga ada bedanya kita dibiarkan dulu mati pelan-pelan, kerena kami tidak boleh tutup dan harus tetap melayani konsumen," papar Andee Y. Yoestong Presiden Direktur dari PT Kreasi Auto Kencana dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/6/2016).
Upaya solusi untuk meminta proteksi dari konsumen pengguna Ford juga berakhir sia-sia. Bahkan itikad baik para pengusaha diler Ford untuk mengolah sektor aftersales dianggap tidak memungkinkan oleh pihak Ford.
"Kami pernah meminta surat jaminan kalau bila ada tuntutan dari konsumen, itu pun tidak mau dikeluarkan oleh Ford. Kami ada meminta sebagai aftersales, itikad baik kami itu minta gimana sih kasih kami pegang aftersales atau import dikatakan tidak memungkinkan sama sekali, yah kami mau bikin apalagi kalau disebut begitu. Berapa kali kami adakan permintaan untuk bertemu membicarakan hal ini, tapi yah selalu tidak jelas," ujar Andee.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR