Jakarta, Otomania – PT Gajah Tunggal Tbk (GT) berhasil mencatatkan penjualan bersih Rp 3,439 miliar pada kuartal pertama di tahun ini. Dibandingkan dengan hasil yang sama tahun lalu yakni Rp 3,075 miliar, mengindikasikan seluruh produk GT yakni ban radial, ban bias, dan ban sepeda motor mencatat kenaikan sebesar 11,8 persen.
“Tahun lalu keadaannya memang tidak cukup baik, susah. Tapi tahun ini membaik dan akan semakin baik pada periode second half 2016. Kami mendapat cukup banyak order di ban sepeda motor, bias dan radial,” ucap Budhi Tanasaleh, Presiden Direktur PT GT saat membuka acara buka puasa di Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2016).
Selain itu catatan apik juga didapat dari hasil ekspor GT, pasar dominan mereka, yang mencatat pertumbuhan sebesar 16 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pasar ban pengganti (replacement) mulai tumbuh di kuartal pertama tahun ini dengan catatan pertumbuhan sebesar 13,3 persen dibanding tahun lalu di waktu yang sama.
Khusus pasar OEM, ini menjadi satu-satunya pasar yang mencatatkan penurunan penjualan. Catatan penurunannya sebesar 9,3 persen dari tahun ke tahun, mencerminkan kondisi lesunya penjualan kendaraan baru di Indonesia.
“GT tahun ini berkonsentrasi garap pasar ekspor serta replacement. Untuk ekspor paling banyak di Amerika. Porsi market sekarang cukup proporsional yakni ekpor 43 persen dan domestik 57 persen namun melihat permintaan yang cukup besar di pasar ekspor bisa jadi tahun ini proporsi ekspor meningkat menjadi 45 hingga 46 persen,” ucap Catharina Widjaja, Direktur PT GT di kesempatan yang sama.
Guna memenuhi standar di berbagai pasar ban di dunia juga di tanah air, GT mendirikan pusat RnD terbesar di Karawang yang bulan lalu telah diresmikan. Dari sini strategi GT untuk mempersiapkan produk-produk ke pasar dunia dimulai termasuk tengah mempersiapkan ban radial khusus bus dan truk (TBR). GT berencana membangun fasilitas baru di tahun 2017 untuk memenuhi produksi TBR dengna kapasitas 2.200 ban per hari dari yang saat ini hanya 350 ban sehari.
Catatan tambahan, pendapatan perusahaan sebelum kena pajak atau margin EBITDA tercatat sebesar 16,8 persen di kuartal pertama tahun ini atau Rp 579 miliar ($US 42 juta) dibandingkan dengan 11,1 persen di waktu yang sama tahun lalu atau sebesar Rp 341 miliar ($US 27 juta). Laba bersih tercatat Rp 338 miliar di kuartal pertama tahun ini, membaik dari tahun lalu di waktu yang sama yang mencatat kerugian bersih Rp 290 miliar.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR