Jakarta, Otomania – Belum lama ini dua puluh sepeda motor jenis skutik dan Café Racer mengikuti acara Unity Pitstop Dyno Contest. Semua saling beradu performa mesin untuk membuktikan motor mana yang paling bertenaga.
“Melalui dyno contest ini kita ingin menunjukan bahwa skuter dan Café Racer itu punya tenaga dan tidak mengutamakan tampilan saja,” kata Okke Gania penggiat komunitas skuter, dalam keterangan resmi, Minggu (12/6/2016).
Anwar Riza, dari tim Dyno Contest Indonesia, ini merupakan salah satu acara cerdas untuk membuktikan performa mesin kendaraan dengan akurat dan risiko minimal. “Berbeda dengan balap, dyno test ini dapat menunjukkan performa mesin kendaraan tanpa ditentukan faktor skil pengendara,” ujar Anwar.
Sementara itu, dari dua puluh motor yang beradu, tersaring lima skuter dan lima Café Racer terbaik untuk kembali dipertandingkan, dengan duel final sebagai puncaknya. Berikut hasil dari lima putaran terbaik dan final dengan masing-masing spesifikasi motor:
Vespa Sprint 150 cc vs. Yamaha Scorpio 225 cc, Horsepower : 11,6 vs. 08,76
Vespa ET4 125 cc vs. Honda Tiger 200 cc, Horsepower : 09,75 vs. 13,58
Vespa Sprint 150 cc vs. Yamaha Scorpio 225 cc, Horsepower : 11,45 vs. 14,76
Vespa Sprint 150 cc vs. Honda Tiger 200 cc, Horsepower : 12,88 vs. 16,43
Vespa Sprint 150 cc vs. Yamaha Scorpio 225 cc, Horsepower : 12,45 vs. 12,23
Dyno test sendiri merupakan serangkaian uji coba untuk mengetahui performa mesin kendaraan bermotor. Terdapat dua metode yang biasa digunakan, yaitu engine dyno dan chasis dyno.
Pada metode pertama, output dari gearbox langsung disambungkan ke belt mesin dyno. Sedangkan kedua, sepeda motor akan diikat di atas roller, lalu dijalankan selayaknya sedang berkendara di jalan raya.
Namun, metode yang dipilih pada Unity Pitstop Dyno Contest kali ini adalah chasis dyno. “Ada banyak parameter yang bisa kita ketahui, seperti horsepower, RPM tertinggi, hingga top speed sepeda motor,” ucap Anwar.
| Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR