Jakarta, Otomania – Setelah fokus menjadi salah satu kunci utama keselamatan di jalan, ada satu lagi kunci yang wajib Anda para pengguna jalan pahami. Ini adalah teori sederhana yang dicetuskan Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) via Jusri Pulubuhu.
[Baca: Kunci selamat di Jalan Raya]
Tertib diri sendiri ternyata tak bisa sepenuhnya menjamin keselamatan di jalan. Itulah kenapa tercetus teori defensive riding/ driving. ”Kata sakti”-nya dalam hal ini adalah ”mengerti”. Seperti apa? Berikut penjelasannya:
1. Melihat tidak selalu linear dengan mengerti. Indikasi mengerti salah satunya, tidak mengerem mendadak, tidak melakukan manuver mendadak, tidak kaget atas kejadian yang ada dimukanya. Pergerakan kendaraan walaupun tidak terlalu pelan selalu halus, yang buat penumpangnya, mereka merasa nyaman dikemudikan si pengemudi.
2. Pada bagian mengemudi defensive, mengerti adalah tindakan antisipatif. Ketika indera mata melihat sesuatu, maka pahami objek tersebut. Misal, mata melihat anak kecil di bahu jalan dengan jarak 50 meter di muka. Pahami dia adalah seorang anak kecil yang dapat bergerak atau memutuskan sesuatu dengan seketika tanpa berpikir panjang. Bahkan, menyeberang seketika melintasi badan jalan di muka Anda tanpa menghiraukan sesuatu yang buruk dapat terjadi.
3. Pengemudi yang selalu mengutamakan keselamatan, selain tertib berlalulintas, dia memiliki pattern mengemudi antisipatif, selalu cek kaca-kaca spionnya, kemudian mengerti apa yang tertangkap dengan matanya. Dia juga bisa memastikan situasi belakang atau samping aman sebelum melakukan manuver.
Saat bahaya di muka muncul, sebelum mengambil keputusan mengerem atau menghindar, pengemudi memahami posisinya ada di mana, demi memastikan sisi belakang atau sampingnya aman atau tidak. Setelah itu, keputusan terbaik dilakukannya. Ini adalah indikator mengerti.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR