Jakarta, Otomania - Angka kecelakaan lalu lintas semakin hari makin mengkhawatirkan. Dari data kelompok penyebab kematian manusia, Global Burder Diseasde 2010 dan Health Sector Review 2015 peringkatnya naik setiap tahun.
Pada 2015 peningkatan angka kematian karean kecelakan lalu lintas terus berkembang. Pada tahun 1990, kecelakaan lalu lintas masih berada di posisi kelima, posisi pertama sampai keempat dikuasai ragam penyakit, mulai dari diare, TBC, stroke, sampai ISPA.
Jelang 10 tahun kemudian, tepatnya pada 2010 peringkatnya naik menjadi ketiga dan lima tahun kemudian, di 2015 sudah berada di urutan kedua, setelah penyakit stroke.
"Data di dunia kecelakaan lalu lintas di urutan kedua, tapi untuk Indonesia saat ini sudah peringkat ketiga. Penyumbang terbesar sampai saat ini sepeda motor, sisanya disusul kendaraan lain di jalan raya," ucap Mira Keumala Safri, Marketing Director sekaligus instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) di seminat Srikandi 5 safety driving di Jakarta, Selasa (21/4/2016).
Menurut data yang didapat dari Korlantas Polri pada 2014 korban menginggal dunia di Indonesia rata-rata tiga orang per jam, 78 orang per hari, dan 2.358 orang per bulannya. Angka ini tentu bisa berubah saat ini, mengingat pertumbuhan dan pengguna kendaraan juga makin meningkat tiap hari.
"Siapapun bisa mengalami yang namanya kecelakan lalu lintas, semua manusia modern saat ini yang setiap hari selalu melewati jalan raya itu berpontensi besar mengalami kecelakaan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Salah satunya yang dengan menghindari risiko tersebut dengan cara berkendara aman, hati-hati, dan waspada," ucap Mira.
Edo Rusyanto dari jarak Aman (Jaringan Aksi Keselamatan Nasional) juga ikut menambahkan. Menurut Edo, tingginya angka kecelakaan pemicunya sampai saat ini masih karena pelanggaran lalu-lintas, sebesar 21 persen.
"Harus digaris bawahi kecelakaan itu tidak memandang anda siapa, semua punya kesempatan mengalaminya. Contoh, sudah banyak kecelakaan lalu lintas yang menyebakan bayi yang belum tau apa-apa meninggal, bahkan sampai iring-iringan yang mengantar jenazah saja malah bisa jadi jenazahnya," ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR