Jakarta, Otomania - Cara lain untuk menghentikan laju kendaraan adalah dengan teknik engine brake. Selain mobil, sepeda motor juga bisa melakukan hal ini, terutama untuk motor konvensional yang menggunakan transmisi manual.
Meski bisa dilakukan, engine brake menggundang pro dan kontra. Ada yang menganggap wajib dilakukan untuk menghemat kanvas rem ada juga yang melarang karena bisa mengakibatkan kerusakan mesin.
Menanggapi pendapat tersebut, M. Abidin, GM After Sales dan Motorsport Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), mengatakan bahwa pada dasarnya boleh-boleh saja dilakukan, tapi dalam kondisi tertentu.
"Engine brake membuat putaran mesin menjadi tertahan, cara kerjanya sama dengan mobil yakni membuat laju kendaraan menjadi lebih pelan. Sepeda motor boleh saja memakai teknik ini, tapi jangan keseringan hanya pada situasi urgent yang benar-benar membutuhkan quick respon saja," kata Abidin kepada Otomania, Senin (9/5/2016).
Bila dilakukan terus-menerus, menurut Abidin bisa membuat kerusakan pada komponen mesin. Salah satunya adalah pada sektor bearing craft, bahkan parahnya lagi bisa meyerang kerusakan pada gir rasio.
"Kerusakan akibat terlalu sering melakukan engine brake umumnya menyerang bearing craft dan metal dudukan, tapi bila kondisi mesin sudah parah ditambah pemakaian oli yang tidak sesuai bisa lebih buruk sampai kerusakan pada gir rasio," ucap Abidin.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR