Samarinda, Otomania – Dunia freestyle berjalan berdampingan dengan fasilitas di suatu daerah yang mendukung kegiatan tersebut. Sayangnya, untuk di beberapa daerah belum berkembang dengan serius padahal tidak sedikit fasilitas yang bisa digunakan untuk berlatih.
Hal ini diungkapkan Wawan Tembong, freestyler pemenang Motor Show Stunt Grand Prix 2016 di Thailand dan freestyler paling berprestasi di Indonsia saat ini, ketika ditemui Otomania di acara Unity Pitstop Samarinda, Minggu (8/5/2016).
Tidak seperti olahraga balap motor, freestyle tidak membutuhkan banyak ruang serta dana yang dibutuhkan tidak sebanyak balap motor.
“Freestyle itu cukup mudah untuk memulai. Tidak membutuhkan tempat yang seluas balap motor. Dana yang dibutuhkan juga tidak sebanyak saat ikut balap motor,” ucap Wawan.
Para pegiat hanya mengeluarkan dana pada satu sepeda motor untuk satu kegiatan. Pengendara akan memodifikasi sepeda motornya agar nyaman digunakan saat beraksi freestyle di semua tempat.
Berbeda dengan balap. Pebalap harus menyediakan motor untuk beragam jenis sirkuit pada pertandingan yang diikuti. Belum lagi perputaran suku cadang yang tinggi menyebabkan dana yang disiapkan harus besar.
Wawan melihat, fasilitas olahraga di Kalimantan bisa digunakan untuk para pegiat freestyle berlatih atau bagi para pemula yang tertarik untuk mencoba olahraga ini. Sayangnya euforianya tidak sebesar balap sehingga tidak banyak yang menggeluti secara mendalam kegiatan ini.
“Fasilitas di Kalimantan atau diluar Jawa itu banyak sekali bisa dimanfaatkan. Sayangnya euforia tidak sebesar balap. Ini yang saya harapkan muncul dari kawan-kawan di Kalimantan,” ungkap Wawan.
Di dunia freestyle juga terdapat kompetisi-kompetisi kelas internasional yang layak untuk dijadikan target prestasi para peserta. Salah satunya adalah kejuaran Stun Gran Prix yang diadakan tahunan ajang berkumpulnya freestyler kelas dunia. Pada tingkat Asia terdapat Motor Show Stunt GP yang telah dimenangkan Wawan tahun ini.
“Dunia freestyle tidak hanya untuk menghibur kerumunan, meski memang itu yang tujuan kegiatan ini ketika diciptakan. Namun ada kompetisi-kompetisi yang sama seperti kegiatan balap untuk mengukur batas kemampuan kita. Tahun ini saya berharap dapat ikut Stun Gran Prix International agar dapat merasakan kompetisi tertinggi di dunia,” ungkap Wawan.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR