Jakarta, Otomania – Toyota Indonesia kembali mengajak anak muda Indonesia untuk membangun cara berpikir dengan berkompetisi demi perbaikan lingkungan sekitar. Program yang lebih dikenal dengan Toyota Eco Youth (TEY) ini mulai memasuki tahap sosialisasi yang dilakukan di Jakarta, Kamis (31/3/2016).
TEY kali ini memasuki tahun ke-10, mengambil tema ”Ecosociopreneurship”. Diharapkan, program ini menstimulus para peserta untuk bersaing menampilkan proyek-proyek lingkungan, didukung kegiatan yang menghasilkan dana untuk membiayai keberlangsungan operasional poyek secara mandiri.
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor Henry Tanoto menyebutkan bahwa dengan tema ecosociopreneur, diharapkan muncul nilai-nilai ekonomis dari program TEY, serta dapat meningkatkan kemandirian dari para pelajar dalam menjalankan proyek-proyeknya.
”Kami berharap proyek-proyek tersebut akan sangat bermanfaat melebihi ekspektasi masyarakat di lingkungan sekitarnya, sekaligus dalam upaya mengembangkan gaya hidup yang lebih kondusif dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang,” kata Henry.
Sosialisasi hari ini dihadiri sekitar 120 sekolah SMA atau sederajat se-Jabodetabek untuk mengetahui pelaksanaan program ini seacra detail. Diharapkan jumlah peserta tahun ini lebih banyak dan berkualitas. Mengaca tahun lalu, TEY mengumpulkan 1.709 proposal dari 438 sekolah di Indonesia.
Admal Syayid, Corporate Planning and CSR Manager TAM mengatakan bahwa gampangnya, TEY ini adalah perlombaan ide untuk memperbaiki lingkungan. Mindset anak muda berusaha dibentuk untuk berkontribusi terhadap lingkungan. ”Kenapa anak muda? Mereka adalah masa depan bangsa yang social active dan mudah dididik,” ucap Admal.
Sama halnya dengan pelaksanaan TEY tahun-tahun sebelumnya, TEY ke-10 juga akan terdiri dari dua kategori lomba, yaitu untuk bidang Science (ilmiah-berupa alat dan metode) dan Social Movement (sosial-berupa campaign/ gerakan).
Namun sesuai dengan tema, proyek ilmiah yang dilombakan adalah proyek secara berkesinambungan, dapat berjalan secara mandiri dan berkontribusi bagi lingkungan sekitar. Sementara untuk Social Movement, diharapkan menjadi gerakan sosial berkesinambungan yang bisa berjalan secara mandiri dan mengajak komunitas untuk berperilaku yang berdampak positif bagi lingkungan.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR