Jakarta, Otomania - Pentingnya keselamatan dalam berkendara membuat beberapa pabrikan mobil mengganti sistem sabuk pengaman atau seat belt dengan teknologi pretensioner. Fitur ini diklaim lebih cangih karena lebih maksimal melindungi penumpang.
Sistem kerjanya menggunakan sensor yang sama dengan kantung udara (air bag). Saat terjadi benturan keras, air bag akan mengembang, dan seat belt juga langsung mengencang untuk menjaga posisi tubuh tidak terhempas, beberapa detik kemudian secara otomatis akan langsung mengendur sendiri.
"Pretensioner jelas lebih aman dalam melindungi. Langkah ini berfungsi menekan tubuh lebih maksmial dan mencegah terkena benturan keras, baik dari depan atau terhempas, saat sudah kejadian akan langsung release (longgar) dengan sendirinya," ucap Yusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC) kepada Otomania, Kamis (10/3/2016).
Cara kerja pretensioner mengunakan gas atau semacam senyawa campuran kimia yang bisa bereaksi. Saat terjadi kecelakaan pemantik akan membuat zat kimia bereaksi yang membuat sabuk mengembang dan menarik.
Dalam kecepatan rendah, mekanisme pretensioner akan bekerja sendiri tanpa air bag. Artinya saat terjadi tabrakan pada kecepatan rendah hanya seat belt saja yang bekerja,
Satu Kali Pakai
Meski lebih aman dan modern, tapi jenis seat belt seperti ini hanya bisa berfungsi satu kali. Setelah fungsinya digunakan tidak bisa dipakai lagi.
GM of Technical Service PT Toyota Astra Motor (TAM) Dadi Hendriadi, menjelaskan saat pretensioner sudah digunakan makan akan sama dengan air bag, yakni tidak bisa digunakan untuk kedua kalinya, harus diganti dengan baru.
"Sama dengan air bag kalau sudah pernah digunakan tidak bisa dipakai lagi, harus ganti baru semuanya. Untuk Toyota sendiri model Avanza juga sudah pakai jenis seat belt ini," ucap Dadi saat dihubungi Otomania.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR