Jakarta, Otomania – Sulitnya pasar otomotif di 2015, membuat performa bisnis Suzuki Indomobil Sales (SIS) kurang menguntungkan. Pasalnya, dibanding tahun 2014, penjualan di tahun 2015 menurun, dari 160.490 unit menjadi 122.348 unit.
Davy J Tuilan, 4W Deputy Managing Director SIS mengatakan, penurunan tersebut tidak dipungkiri lagi karena daya beli masyarakat yang menurun. Selain itu, ada juga faktor lain, yaitu pihak leasing yang mulai berhati-hati dalam memilih konsumen.
“Karena kemampuan finansial masyarakat yang menurun tersebut, banyak konsumen yang mengalami kredit macet. Kalau semakin banyak yang macet akan membuat leasing kedodoran, sehingga membuat mereka ketakuan,” ujar Davy.
Davy melanjutkan, karena ketakutan tersebut, pihak pembiayaan jadi berhati-hati dan mengetatkan aturan ketika akan memilih calon konsumen. Faktor pembiayaan ini juga yang membuat keran bisnis semakin sempit di 2015.
“70 persen penjualan mobil indonesia yaitu melalui leasing, dan ketakutan mereka akan berpengaruh terhadap penjualan. Sebelumnya kalau ada konsumen yang repeat leasing, tidak perlu diperiksa lagi karena sudah terpercaya, namun saat ini akan dilakukan pemeriksaan ulang, baru bisa di-approve,” ujar Davy.
Produk pikap Suzuki
Berhati-hatinya pihak leasing tersebut, lanjut Davy, berpengaruh juga pada produk andalan Suzuki di segmen pikap. Produk tersebut menyumbang 55 persen penjualan keseluruhan. Sementara kelas kendaraan roda empat tersebut kebanyakan dibeli oleh para pebisnis, yang paling berhubungan dengan naik turunnya perekonomian.
“Karena leasing semakin takut dengan pick up, penjualan kami juga menurun. Namun, meski begitu, pikap Suzuki tetap bisa mempertahankan pangsa pasar tertinggi. Di 2015 pangsa pasar suzuki di segmen kendaraan niaga sebesar 43 persen,” ujar Davy.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR