Jakarta, Otomania – Status sepeda motor yang sudah turun mesin, untuk beberapa orang memang dianggap negatif. Namun ternyata ada juga sisi positif dari kendaraan yang sudah turun mesin, yaitu performa sepeda motor yang seperti baru lagi.
Seperti disampaikan Dadang, Service Advisor atau kepala teknisi Yamaha Persada Motor kepada Otomania, Rabu (30/12/2015), turun mesin baiknya dilakukan di bengkel resmi. Dikhawatirkan ada komponen original yang harus diganti.
“Turun mesin itu hitungannya bagus, karena setiap sepeda motor itu memiliki usia mesin sendri. Jadi turun mesin dimaksudkan untuk mengganti komponen yang sudah tidak lagi baik performanya. Namun jika memang masih bagus komponennya tidak perlu ada yang diganti,” ujar Dadang.
Dadang mengatakan, turun mesin itu sudah jadi satu kewajiban dalam merawat kendaraan, biasanya di setiap 50.000 km sekali. Jika tidak, maka dikhawatirkan ada komponen yang rusak dan tidak terdeteksi, sehingga efek negatifnya akan semakin parah dan menyebar.
“Jadi turun mesin itu termasuk dari perawatan rutin setiap 50.000 km sekali atau tiga tahun. Biaya pembongkaran dan pemeriksaan saja Rp 200.000 untuk skutik dan bebek, lalu sepeda motor sport Rp 225.000. Biaya tersebut belum termasuk penggantian komponen yang rusak,” ujar Dadang.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR