Jakarta, Otomania — Persaingan bisnis sepeda motor di Indonesia memang cukup sengit dan berat. Apalagi bagi para pendatang baru yang muncul setelah tahun 2000-an, seperti salah satunya Bajaj Pulsar. Mereka harus sanggup berceceran darah, melawan para raksasa roda dua Tanah Air asal Jepang, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki.
Dimulai sejak tahun 2006, dengan memboyong produk pertama Pulsar 180 UG3, Bajaj sempat menggemparkan dunia otomotif Tanah Air. Lalu, seiring dengan banyak munculnya pengguna produk ini, diler beserta bengkel resmi mulai hadir di beberapa daerah Indonesia. Namun sayang, entah karena apa, pada tahun 2013, semua diler dan bengkel resmi sepeda motor asal India ini ditutup.
“Hal tersebut bisa dikatakan tiba-tiba. Cukup banyak pemilik sepeda motor Bajaj Pulsar yang merasa kaget dan frustrasi, sampai berujung pada dijualnya produk ini. Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena rasa takut dan bingung, nantinya harus servis sepeda motornya di mana jika bengkel resmi sudah tutup,” ujar Lulu, mantan teknisi bengkel resmi Bajaj Pulsar Tambun, kepada Otomania, Kamis (15/10/2015).
Lulu yang saat ini sudah menjalankan bisnis bengkel spesialis Bajaj Pulsar, Lucky Luke Motor, mengatakan, meski begitu, masih banyak yang bertahan dengan kendaraan roda dua ini. Mereka yang tidak goyah hatinya merasa sudah sangat nyaman dan cocok menggunakan sepeda motor ini.
Davi Pranata, Ranger Pulsarian Kaliber (Kalimalang Bekasi Raya), mengatakan, salah satu yang masih membuat para pengguna Bajaj Pulsar bertahan yaitu karena muncul bengkel khusus Bajaj Pulsar, seperti milik Lulu, dan komunitas yang bahu-membahu mencari cara untuk mempertahankan rasa cinta terhadap produk ini.
“Jadi, hingga saat ini kami semua masih bertahan dan akan terus bertahan menggunakan sepeda motor asal India ini. Alasannya bukan hanya sebatas nyaman, tapi juga masih banyak kelebihan yang dimiliki Pulsar jika dibanding produk lain,” ujar Davi saat ditemui Otomania.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR