Jakarta, Otomania - Kebanyakan sepeda motor berkapasitas besar atau akrab moge biasanya dilengkapi dengan pelek palang atau casting wheel (CW), jarang yang mengaplikasi menggunakan jari-jari. Biasanya pelek jari-jari digunakan untuk gaya modifikasi bernuansa retro, sayang ketersediaan tromol untuk menunjang gaya ini kerap terbatas.
Biasanya, beberapa modifikator mengambil langkah pintas dengan "mencangkok" tromol sepeda motor lain. Tapi, karena mencomot komponen model lain, otomatis modifikasi tambahan harus dilakukan, mulai dari menyesuaikan dudukan as roda atau lengan ayun.
Mengatasi ini, Donny Batax selaku modifikator dari Hantu Laut punya cara berbeda untuk moge yang ingin beralih menggunakan pelek jari-jari. Ia mulai mendesain dan membuat tromol sendiri, tapi untuk dimensi lubang tetap mengikuti dari bawaan aslinya.
"Kita bikin sendiri dengan pipa holo. Untuk braket dudukan bearing ketebalanya itu mencapai 5 sampai 6 mm," ucap Donny ketika saat disambangi Otomania, (11/9/2015).
Setelah itu, lanjutnya, baru mulai membuat lempengan dengan dimensi bulat sebanyak dua buah untuk pegangan jari-jarinya. Setelah mengukur keduanya, baru dilas dan dibuat lagi dua buah lempengan sebagai kedudukan gir atau braket dari piringan rem.
"Untuk gear atau braket piringan rem bisa disesuaikan jenis motor apa yang akan digunakan. Untuk proses bahan materinya ada dua pilihan bisa besi atau aluminium, tapi harga berbeda," ucapnya.
Untuk bahan besi sepasang tromol depan-belakang dihargai Rp 800.000, sedangkan untuk aluminium Rp 1,4 juta. Bila tertarik, bisa langsung mengunjugi bengkel Hantu Laut yang berada jl. H. Nawi, gang H. Zeni No. 4 Cipete Utara, Jakarta Selatan.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR