Jakarta, Otomania - Banyak yang dilupakan, bahkan isu sebesar mobil nasional (mobnas) saja sudah dipinggirkan dalam benak masyarakat Indonesia. Padahal, berkat isu ini, Joko Widodo yang dulu menjabat sebagai Walikota Solo, berhasil dikenal seluruh masyarakat Indonesia, sampai karir politiknya memuncak ketika terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia ketujuh sejak 20 Oktober 2014.
Memang, sampai saat ini definisi mobnas sudah tidak diakui secara yuridis oleh Pemerintah Indonesia, karena dianggap sebagai ajang monopoli oleh organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization/WTO) sejak kasus Timor(1996- 1998), tapi mimpi punya merek otomotif lokal yang bisa bersaing dengan asing tak boleh padam. Cita-cita produk Indonesia dikenal dunia wajib terus dikejar demi masa depan lebih apik.
Momennya tepat, sembaring kita merayakan Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia, yang jatuh tahun ini. Kemudian tibalah kita di depan gerbang akan dihelatnya dua pameran otomotif nasional yang diselenggarakan di waktu yang sama, mulai 20 Agustus 2015, meski tempat berbeda.
Keduanya punya semangat serupa, menjadi ajang pameran otomotif berskala internasional. Kami angkat topi setinggi-tingginya untuk kedua pihak penyelenggara pameran, karena berusaha menampilkan berbagai macam "pertunjukan" seputar kemajuan industri otomotif nasional.
Prinsipal Lokal
Mengaitkan dengan isu mobnas, semangat para prinsipal otomotif lokal yang tergabung dalam Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa) yang tak pernah padam menyuarakan pendapatnya. Adalah mereka, merek-merek kendaraan lokal, seperti AG-Tawon, Wakaba, Fin Komodo, Merapi, Gea, Boneo, Kancil, dan ITM yang terus berupaya mendapat pengakuan oleh negeri sendiri.
Akhir pekan ini akan dihelat Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Di ajang ini, ada dua anggota Asianusa yang terdaftar ikut jadi peserta pameran, mereka adalah Fin Komodo dan AG-Tawon.
Kehadiran dua nama merek otomotif lokal ini cukup mengejutkan. Pasalnya, terakhir anggota Asianusa ikut pameran terjadi di IIMS 2010, menempati stan sempit terpisah dari merek-merek asing yang mendominasi. Sempat mau ikut lagi, setahun kemudian (IIMS 2011), tapi kemudian memutuskan mundur, karena tersinggung ketua panitia pameran kala itu, yang menyindir keras kualitas mobil milik prinsipal lokal ini.
Tahun ini, situasinya berbeda 180 derajat. Prinsipal otomotif lokal tidak lagi harus tampil merunduk, karena punya posisi sejajar dengan merek-merek mobil asing lain yang juga jadi peserta di IIMS. Lewat semangat baru, konsep yang lebih segar, pihak penyelanggara Dyandra Promosindo mengubah paradigma pada merek lokal sebelumnya.
“IIMS tahun ini kita dijanjikan tempat yang lebih layak. Kita juga akan lebih diperhatikan, booth-nya juga akan istimewa,” ujar Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Pemasaran dan Komunikasi Asianusa, seperti dikutip KompasOtomotif, Kamis (13/8/2015).
Kabarnya, pihak panitia pameran telah menyiapkan suatu pojok khusus bagi prinsipal otomotif lokal untuk menampilkan produk-produk unggulannya, bertajuk "Paviliun Indonesia". Ruang pamer ini kabarnya punya luas 100 meter sampai 200 meter persegi dan menampung dua sampai tiga merek otomotif lokal.
Menariknya lagi, pada gelaran IIMS 2015 ini, Asianusa diajak menjadi peserta secara cuma-cuma, alias gratis untuk menampilkan model-model unggulannya. “Kami melihatnya ini adalah semangat dari Dyandra untuk membantu memajukan kami (produsen mobnas). Harapan kami semua adalah untuk bisa lebih banyak dikenal lagi oleh masyarakat banyak, syukur-syukur saat pameran ada yang beli,” ucap Dewa yang juga menjabat Direktur Pemasaran PT Fin Komodo Teknologi (FKT), berceloteh.
Tiga Merek
Kabar terakhir menyebutkan kalau akan ada tiga merek lokal yang unjuk gigi di Paviliun Indonesia. Selain dua merek yang sudah tersebut sebelumnya, Tawon dan Fin Komodo, ada satu tambahan yang datang dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Mahasiswa ini akan memboyong prototipe Mobil Listrik Android, sekaligus melengkapi peserta merek lokal menjadi tiga.
“Inilah esensi pameran otomotif sesungguhnya. Tak lagi ada monopoli atau dominasi produk atau segmen tertentu, tetapi mewakili semua unsur otomotif yang diramu dengan berbagai aspek hiburan dan edukasi," kata Hendra Noor Saleh, Direktur Dyandra Promosindo.
Semoga para prinsipal lokal ini bisa semakin dikenal oleh publik Indonesia di ajang IIMS 2015. Lewat semangat menyambut HUT ke-70 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, cita-cita punya prinsipal otomotif lokal yang bisa bersaing dengan asing bisa terwujud di masa depan. Dirgahayu Indonesia, Merdeka!
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR