Jakarta, Otomania – Biaya perbaikan mobil yang mahal kerap memicu konsumen untuk lebih kreatif. Apalagi kalau komponen yang rusak lumayan mahal harganya subtitusi orisinilnya, misalnya silinder mesin, transmisi, atau radiator, tentu bisa sampai mengerutkan dahi biayanya. Alternatifnya, mencari komponen pengganti berupa limbah copotan, nah pasokan dari Singapura bisa jadi pilihan.
Mengapa Singapura? Peraturan kepemilikan kendaraan di negara itu diatur hanya 10 tahun, sesuai dengan regulasi Certificate of Entitlement (COE). Jadi, ketika waktu kepemilikan habis, ada dua opsi yang dilakukan, memperpanjang COE atau mobil itu akan dihancurkan (scrap).
Dari mobil-mobil yang dihancurkan itu, suku cadang atau mesin yang masih bisa digunakan akan dijual kembali. Kebanyakan dari suku cadang tersebut dilempar ke negara yang ada permintaannya, terutama Indonesia. Bagi Anda yang sedang mencari mesin atau suku cadang dengan biaya lebih murah, bisa mecoba sambangi toko Sinar Jaya Motor di Mega Glodok Kemayoran (MGK) lantai lima blok A3, Jakarta Pusat.
“Kita di sini menjual sparepart eks-Singapura seperti mesin, silinder head, transmisi, gardan, power steering, dinamo ampeer, piston dan lain-lain,” ucap Handoko seperti dikutip dari KompasOtomotif, Senin (10/8/2015).
Pria yang akrab disapa Han itu menambahkan, suku cadang yang dijualnya rata-rata untuk mobil Jepang dan Eropa. Soal harga cukup bervariasi, misalnya untuk transmisi merek mobil Jepang dibanderol Rp 5,5 juta, silinder head Rp 2,75 juta. Sedangkan Eropa lebih mahal, mesin BMW dijual Rp 20 juta, sedangkan Mercedes-Benz Rp 35 juta.
“Itu harga satu unit mesin mobil Eropa dan sebagian besar berasal dari Singapura. Kalau model paling tua usia 1990 dan kebanyakan di atas tahun 2000,” kata dia.
Sementara untuk transmisi antara Jepang dan Eropa juga berbeda. Han menjual Rp 15 juta untuk beberapa mobil asal negeri Matahari Terbit tersebut. Buat kendaraan asal Eropa dilego Rp 25 juta.
Lalu bagaimana jika mesin atau suku cadang yang akan dibeli tidak ada, dan berapa lama konsumen harus menunggu? Han melanjutkan, karena diambil dari Singapura, konsumen harus menunggu selama satu sampai dua bulan.
“Rata-rata kondisi barangnya masih 90 persen. Kita juga menerima pemasangan yang dilakukan di sini (MGK). Prosesnya tergantung, bisa sampai satu atau dua hari,” tutup Handoko.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR