Hal ini tegaskan oleh Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), saat peluncuran uji pasar Pertalite di Jakarta, Jumat (24/7/2015). Dwi mengakui bahwa Pertamina sudah bisa memproduksi BBM dengan kadar oktan tinggi.
"Pertalite produksinya masih di dalam negeri. Kilang kita (Pertamina) di Balongan sudah mampu mengolah BBM dengan RON tinggi seperti 92 (Pertamax)," ujarnya.
Varian baru BBM Pertamina ini merupakan hasil pencampuran BBM beroktan 92 dengan nafta dan aditif. Melalui campuran komponen high octane mogas component (HOMC), yang pengadaanya saat ini juga sudah lokal, beserta zat aditif yang digunakan pada Pertamax, Pertamax Plus dan Pertamax Racing.
Meskipun produksi di Balongan masih kecil, Dwi mengatakan kemunculan Pertalite ini akan mengurangi impor. Pasalnya, Pertalite ini diproduksi untuk mengelola kelebihan nafta sehingga bisa mengurangi impor.
"Nafta yang biasanya kelebihan dan terpaksa diekspor dengan harga murah. Untuk itu kita manfaatkan mengembangkan komponene HOMC yang selama ini masih impor. Produksi Balongan sendiri masih kecil, jadi kita masih butuh impor sekitar 50 persen. Sedangkan nafta kita, kita ekspor, jadi kalau Pertalite ini bisa diproses untuk kelebihan itu (nafta), kan bisa kurangi impor," ucap Dwi.
Selebihnya ia juga mengatkan bahwa saat ini Pertamina sedang membangun pabrik baru di Cilacap yang digunakan untuk memproduksi RON tinggi. "Di Cilacap kita sedang uji pabrik barunya RFCC (Resid Fluid Catalytic Cracking), dan itu juga akan memungkinkan memproduksi RON-RON tinggi melebihi RON 88," katanya.
Bukan Campuran Premium
Di tempat yang sama, Senior Vice President Marketing and Distribution Pertamina Mohamad Iskandar, juga menegaskan bahwa Pertalite dengan RON 90 ini bukan produk campuran dengan Premium. Melainkan hasil campuran aditif lainnya.
"HOMC dalam negeri dan komponen lainnya kita blending di terminal. Pertalite blending-nya beda, bukan antara Premium dan Pertamax. Inline blending ini bahan bakunya tetap dari 92, tapi 92 kan belum tentu Pertamax. Kalau soal kandungannya itu rahasia perusahaan," ucapnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR