Jakarta, Otomania — Rencana PT Pertamina (Persero) memasarkan jenis bahan bakar minyak (BBM) baru, Pertalite, mulai akhir pekan ini cukup banyak mendapat perhatian masyarakat. Pertalite dianggap mampu menjadi alternatif baru BBM bagi pengguna kendaraan bermotor, tetapi bukan para pemilik mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost and green car (LCGC).
Pasalnya, sesuai regulasi yang berlaku, semua model LCGC yang diproduksi dan dijual di pasar domestik Indonesia wajib memenuhi beberapa persyaratan, salah satunya wajib mengonsumsi BBM non-subsidi dengan spesifikasi minimal Research Octane Number (RON) 92 dan untuk diesel Cetane Number (CN) 51.
Jika produsen mobil murah di Indonesia, seperti PT Astra Daihatsu Motor (Toyota Agya-Daihatsu Ayla), PT Nissan Motor Indonesia (Datsun Go dan Go+), Suzuki Indomobil Motor (Suzuki Karimun WagonR), dan PT Honda Prospect Motor (Honda Brio Satya) menyampingkan program ini, maka insentif berupa pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) bisa dihapus pemerintah.
"Pertalite kan memang bukan untuk LCGC. Itu hanya solusi antara saja, bukan dimaksudkan khusus untuk LCGC. (LCGC) harus tetap pakai oktan 91 ke atas alias (sejenis) pertamax," ujar Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kepada Otomania, Kamis (23/7/2015).
Seperti diketahui, Pertamina siap meluncurkan produk BBM terbarunya, Pertalite, Jumat (24/7/2015), untuk uji coba. Pertalite disiapkan untuk menjembatani pengguna Premium yang mau beralih ke Pertamax. Lewat Pertalite, maka kualitas yang diperoleh konsumen bisa lebih baik, sekaligus dengan harga terjangkau.
Jongkie menambahkan, lewat Pertalite, pemerintah mau pelan-pelan menghapus subsidi BBM pada Premium. Dengan kandungan oktan 90 dan harga yang lebih terjangkau dari Pertamax, hal itu akan meringankan konsumen untuk beralih. Jongkie juga menegaskan, semua kendaraan bermotor yang diklaim punya emisi gas buang Euro II wajib mengonsumsi BBM dengan oktan 91 ke atas.
"Jadi, Pertalite dengan oktan 90 sudah lumayan dibandingkan Premium yang masih 88," ucap Jongkie, menutup pembicaraan.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR