Jakarta, Otomania — Mendengarkan musik menggunakan earphone memang asyik dilakukan sambil mengendarai sepeda motor. Meski dianggap aman dan mempunyai risiko relatif kecil ketimbang bermain ponsel, kebiasaan ini bisa menjadi alasan Anda tewas di jalan.
Sangat mudah orang kehilangan konsentrasi di jalan lewat pengalih perhatian. "Sensor tubuh" untuk mendengar suara yang ada di sekitarnya jauh berkurang, misalnya bunyi klakson, kendaraan, dan kereta api yang akan melintas. Bahkan, tidak sedikit kasus yang menyebabkan biker tersambar kereta api yang melintas karena tak mendengar bunyi bel penutupan palang pintu pelintasan.
"Waktu berkendara manusia mutlak membutuhkan semua indera kita untuk mengondisikan keadaan di sekitar kita. Sehingga sang pengendara bisa awas terhadap segala hal yang ada di jalan. Kalau pakai earphone, fungsi pendengaran kita terganggu saat berkendara," ujar Marcel Kurniawan, Trainer The Real Driving Center, kepada Otomania, Kamis (21/5/2015).
Selain itu, lanjut Marcell, kebiasan buruk ini bisa memengaruhi mood pengendara, tergantung dari jenis lagu yang didengarkan. Jika lagu berirama musik keras bisa membuat karakter berkendara menjadi agresif, atau sebaliknya, irama pelan justru mendatangkan rasa kantuk.
"Lebih mengerikan lagi jika yang didengarkan adalah lagu slow saat putus dengan pacar, bisa menimbulkan persaan galau dan berkendara jadi ngawur, berbahaya sekali," kata Marcel.
Marcel menambahkan, selain untuk mendengarkan musik, penggunaan earphone untuk menelepon pada saat berkendara juga dilarang karena konten pembicaraan akan mengalihkan konsentrasi kita di jalan. Pikiran menjadi terbawa pembicaraan sehingga respons menjadi lemah dan tidak fokus.
Sebagai referansi, ada penelitian yang dilakukan Richard Lichenstein dari University of Maryland Hospital for Children di Baltimore, AS. Diungkapkan, pada periode 2004-2011 jumlah kecelakaan pejalan kaki yang tengah menggunakan earphone meningkat tiga kali lipat. Sekitar 70 persen korban mengalami cedera fatal akibat tertabrak mobil, kereta, truk, bus, dan kendaraan lain.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR