Shanghai, Otomania - China merupakan salah satu negara dengan perkembangan otomotif terbesar skala global. Namun ternyata mayoritas pembeli mobil di China masih melakukan pembayaran dengan uang tunai. Tren ini berbanding terbalik dengan standar konsumen Amerika Serikat (AS) yang lebih memilih pembelian kredit.
David Schoch, Vice President Ford Motor Co group dan President Asia Pacific, mengungkapkan, hanya 20 persen dari total penjualan Ford di China dibantu perusahaan pembiayaan. Menurutnya, kisaran persentase itu sama seperti merek-merek lain di seluruh negeri.
Sedangkan menurut Experian Automotive, sekitar 85 persen mobil baru dari dealer di AS dibeli dengan cara kredit. Statistik juga menunjukkan banyak pembeli tunai ternyata meminjam uang terlebih dahulu dari perusahaan pembiayaan.
“Pengalaman kami sekarang (di China) sekitar 80 persen dari pembeli yang datang –saya banyak mengunjungi dealer setiap akhir pekan- Anda akan melihat konsumen membawa uang pembayaran dari kantong secara harfiah,” ujar Schoch seperti diberitakan Forbes, akhir tahun lalu.
Bahkan, NBC News, beberapa bulan sebelumnya, pernah memaparkan cerita seorang konsumen di China, datang ke dealer untuk membeli mobil menggunakan uang receh, yaitu koin setara dengan Rp 181,3 juta.
Editor | : | Aris F Harvenda |
KOMENTAR