Los Angeles, Otomania - Lembaga nirlaba AS, Insurance Institute of Highway Safety (IIHS) mengatakan, kamera mundur ternyata lebih efektif dibanding sensor parkir. Terutama guna mencegah tabrakan saat mobil mobil yang berjalan ke belakang (mundur). Dijelaskan, sekitar 292 orang terbunuh dan 18.000 lainnya cedera setiap tahun akibat kesalahan ini di AS.
Penelitian melibatkan pengemudi sukarelawan di lahan parkir dengan berbagai tiang beragam warna, sebagai perumpamaan anak kecil 12-15 tahun dengan tinggi bervariasi. Posisi diletakkan di belakang mobil secara acak, sehingga sulit diamati lewat spion tengah dan samping. Ada 21 kendaraan model 2010-2013 yang menggunakan kamera mundur atau sensor parkir, dikendarai untuk menyelesaikan rintangan tersebut, agar mendapatkan teknologi terbaik yang bisa meningkatkan visibilitas dan deteksi.
Tanpa kedua fitur tersebut, SUV bongsor dan pikap mendapatkan hasil terburuk, terbukti memiliki blind spot terbesar dari semua kendaraan yang diuji. Semakin besar dimensi kendaraan maka semakin sedikit jarak pandang.
Kesimpulan, kamera mundur lebih aman sebab rata-rata mengurangi 90 persen blind spot. Sensor parkir dengan mengandalkan gelombang ultrasonic atau radar juga mampu mendeteksi objek di sekitar mobil namun tidak sebaik kamera mundur.
“Sekarang kamera mundur menjadi teknologi yang bisa menanggulangi kejadian tragis seperti ini yang kerap kali mencederai anak kecil di lingkungan sekitar,” papar David Zuby, Executive Vice President and Chief Research Officer IIHS.
Editor | : | Aris F Harvenda |
KOMENTAR