Yuyu menjelaskan, penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli Pertalite atau Solar dengan melakukan panggilan telepon, memakai "mode" yang berbeda.
"(Keduanya) berbeda. Kalo kita menelepon orang ada transmisi besar lewat BTS. Kalau scan barcode MyPertamina ini beda modenya dan tidak ada transmisi sinyal ke BTS," kata Yuyu.
"Jadi, menurut saya aman (menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM di SPBU)," jelas Yuyu.
Bahaya penggunaan telepon di area SPBU juga bisa jadi berasal dari perangkat. Misalnya, ada masalah pada komponen baterai ponsel yang menyebabkan munculnya percikan api. Percikan api itulah yang bisa menimbulkan kebakaran.
"Yang saya khawatirkan itu justru apinya itu timbul dari handphone. Mungkin ada bad contact di sekitar baterai, kemudian ada percikan api," kata Yuyu.
"Sedikit saja (ada percikan api) itu kan bisa memicu kebakaran, karena di area SPBU itu ada uap bensin," imbuh dia.
Kendati demikian, Yuyu mengatakan kasus kebakaran di pom bensin akibat ponsel, sebetulnya jarang terjadi. Namun, Yuyu juga tidak dapat menjamin sepenuhnya, bahwa penggunaan ponsel di area SPBU benar-benar aman dan bebas percikan api.
Menurutnya, hingga kini belum ada penelitian empiris yang membuktikan bahwa penggunaan ponsel di area SPBU itu dapat menyebabkan kebakaran atau tidak.
Oleh karena itu, Yuyu menyarankan agar pemerintah melakukan pilot test atau uji coba penggunaan aplikasi MyPertamina di SPBU menggunakan berbagai sampel jenis smartphone yang ada di pasaran.
"Saya juga menyarankan Pertamina untuk melakukan riset dan sertifikasi soal keamanan penggunaan ponsel di area SPBU," kata Yuyu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Buka HP untuk Akses MyPertamina saat di SPBU Diklaim Aman, Angkat Telepon yang Berbahaya
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR