Otomania.com - Wajib bangga, spek aspal sirkuit Mandalika terbaik di dunia, pembalap lebih sulit jatuh berkat teknologi ini.
Sirkuit Mandalika atau dikenal dengan nama resmi Pertamina Mandalika International Street Circuit, akan menggelar balapan perdananya yakni WorldSBK Indonesia 2021 dan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2021 mulai Jumat (19/11) sampai Minggu (21/11).
Jelang perhelatan balapan kelas dunia tersebut, Otomania.com mau berbagi fakta menarik soal sirkuit jalan raya yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
Sirkuit Mandalika ini rupanya dibekali dengan teknologi aspal canggih yang tidak semua sirkuit di dunia memilikinya.
Baca Juga: Buntut Warga Lokal Mogok Kerja, Sirkuit Mandalika Impor Marshal Profesional dari Malaysia
Maka dari itu, Pertamina Mandalika International Street Circuit bisa dibilang sebagai sirkuit yang teknologinya paling maju di dunia.
Melansir dari unggahan akin Instragram Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), teknologi aspal yang digunakan yakni Stone Mastic Asphalt (SMA), yang merupakan campuran aspal untuk melapisi permukaan atas aspal.
Tujuannya, memperkuat struktur lapisan permukaan dengan prinsip kontak stone by stone. Sehingga volume aspal yang dipergunakan pun menjadi kecil.
Saat ini baru ada tiga sirkuit dengan teknologi SMA yaitu Silverstone di Inggris, Yas Marina di Abu Dhabi, dan Phillip Island di Australia. Jadi, Sirkuit Mandalika menambah daftarnya menjadi yang ke-4 di dunia.
Direktur Kontruksi dan Pengembangan dari Mandalika Grand Prix Associaton (MGPA) Dwianto Eko Winaryo menyampaikan, tidak semua sirkuit di dunia menggunakan campuran SMA.
Karena salah satu jenis aspal campuran ini terbilang baru mulai digunakan pada tahun 2014-2015.
"Dengan tipe aspal Stone Mastic Asphalt (SMA), memberikan makro tekstur yang lebih baik buat pebalap," katanya dalam konferensi virtual yang dikutip Kompas.com, September lalu.
SMA memiliki daya penetrasi yang tinggi, sehingga pembalap tidak mudah terjatuh saat terjadi wet race atau jalan licin akibat air hujan.
Baca Juga: Gara-gara Bikin Sakit Hati Tim Marshal Sirkuit Mandalika, Dyan Dilato Mengundurkan Diri dari MGPA
Selain itu, memberikan grip yang baik dan pada saat yang sama memberikan resistensi yang baik saat pebalap melakukan pengereman.
"Seakan-akan pada saat mereka akselerasi itu mendapat gripnya dan saat deselerasi mereka juga bisa mengontrol motornya dengan baik," ujarnya.
Dia menuturkan, lapisan terakhir aspal ini juga menggunakan teknologi SMA yaitu mengutamakan perekatkan batu, dengan kadar aspal yang tidak terlalu banyak.
SMA mengandalkan batu. Karena batu campuran aspalnya sedikit, sehingga sirkuit membutuhkan tipe aspal yang punya performa tinggi.
"Jadi kami di sini menggunakan performance grade 82, karena sebelumnya paling tinggi hanya 76," tandas Dwi.
Sementara itu, mantan Head of Operation–Sporting MGPA Dyan Dilato menjelaskan, aspal ini termasuk mewah, terdiri dari empat kontur yang berbeda.
“Partikel dari SMA ini tidak terlalu rapat maupun jarang, jadi sirkuit yang terbaru diharapkan memakai aspal ini," ujar Dyan di Mandalika, pada Oktober lalu.
Jika dilihat secara detail, permukaan aspal sangat rata, kerekatan antar partikel pun tidak berdempetan, sehingga tidak ada yang menumpuk.
"Dengan memakai SMA, kita bisa membuat biaya perawatan lebih rendah dan tidak perlu resurface (pelapisan ulang) lima tahun ke depan," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hanya Digunakan di 4 Sirkuit Dunia, Ini Teknologi Aspal Sirkuit Mandalika
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR