Bebin berujar, teknologi dan produksi seharusnya tidak menghambat para produsen motor Jepang dalam menghadirkan motor listrik di Indonesia.
"Motor listrik itu komponennya lebih simpel ketimbang motor bakar yang mungkin punya ribuan komponen. Sebab motor listrik itu komponen intinya itu motor penggerak dan baterai, kalau mesin bakar lebih rumit. Lalu dengan pengalamannya, seharusnya merek Jepang bisa cepat membuat motor listrik," sebutnya.
"Walau pengembangan teknologinya tidak mudah, merek Jepang juga seharusnya mampu membuat fasilitas produksi motor listrik dalam waktu yang cepat," sambung Bebin.
Ia mengungkapkan, faktor komponen juga yang menyebabkan merek-merek motor listrik baru terus bermunculan ke pasar otomotif Tanah Air.
Baca Juga: Murah, Honda Jazz Bekas Kini Cuma Rp 60 Juta, Berikut Tahun dan Variannya
"Karena komponen motor listrik lebih sedikit jumlahnya dengan motor bakar, maka wajar banyak merek pendatang baru terus hadir dan bahkan bisa menjamur. Apalagi pemerintah sedang mendukung elektrifikasi kendaraan," ungkap Bebin.
Namun sayang, kemunculan merek-merek motor listrik di luar merek Jepang belum cukup mampu meyakinkan masyarakat untuk meninggalkan kuda besi berbahan bakar bensin.
"Merek motor listrik pendatang baru ini belum terlalu dilirik karena masih kurang dikenal. Apalagi masyarakat pola pikirnya masih seperti memiliki motor konvensional untuk memelihara motor listrik yang justru akan menghemat pengeluaran beli BBM, spare part sampai servis berkala," jelas Bebin.
Ia menerangkan, kini produsen Jepang seakan terlalu nyaman dengan penjualan motor bakar yang merajai pasar kendaraan roda dua di Indonesia.
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR