"Harapannya kita datangkan ibu dan kakaknya supaya dia luluh dan mau turun. Ternyata di atas saat kita minta kakaknya naik membujuk malah dia nginjak kakaknya," jelas komandan tim rescue, Endrow Sasmita.
Endrow Sasmita mengatakan tim rescue sempat mengkhawatirkan kondisi MS yang ada di ketinggian 60 meter tanpa makan dan minuman.
Menurutnya di kondisi ketinggian, MS rentan terkena hiportemia atau hilangnya kesadaran akibat cuaca dingin.
"Karena kejadiannya pada malam hari apalagi di ketinggian, tentunya suhu atau cuaca itu sangat dingin dan korban hanya menggunakan baju kaos, dikhawatirkan pelaku terkena hipotermia dan ini tentu sangat berbahaya," katanya.
Baca Juga: 2 Residivis Gagal Tobat, Lepas 2 Bulan Langsung Catat Prestasi Colong 10 Motor
Petugas sudah berusaha memmbujuk MS untuk turun bahkan tim mendatangkan ibu dan kakak MS untuk membujuknya turun.
Namun MS memilih bertahan 17 jam di atas tower sutet dan berhasil dibujuk turun pada Rabu (11/11/2020) pagi.
Setelah 17 jam berada di atawa tower sutet, MS turun pada Rabu (11/11/2020) pagi.
Karena kondisinya lemas, MS langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan medis.
Menurut Kapolsek Mataraman, Iptu Embang, MS berada di atas tower sutet selama 17 jam tanpa makan dan minum.
Baca Juga: Modal Gombal Pengen Nikahin Sukses Gocek Honda BeAT, Ujungnya 3 Penadah Ikut Digiles Polisi
"Semalaman bahkan sampai pagi dia berada di atas tower itu tanpa makan dan minum. Padahal kita sudah kirimkan makanan tapi ditolak," ujar Iptu Embang.
Dari pemeriksaan para saksi, MS terakhir makan dan minum setelah mencuri motor.
Ia diberi makan dan minum air kelapa oleh warga melihat MS mendorong motor karena kehabisan bensin.
"Dia kehabisan BBM, itu dibantu warga. Dia juga diberi makan dan terakhir diberi minum air kelapa.
Eh tau-tau beberapa jam kemudian ada warga yang sudah melihatnya memanjat tower sutet itu," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Pelaku Curanmor Panjat Tower Sutet, Usia 17 Tahun hingga Bertahan 17 Jam Tanpa Makan Minum".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR