"Kejadian seperti ini pernah tahun-tahun sebelumnya, ini memang berbahaya dan tidak manusiawi karena pelaku tidak memikirkan apa dampaknya terhadap korban.
Menyikapi ini, pada umumnya kita harus bisa meningkatkan kewaspadaan saat berkendara," ucap Jusri kepada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).
"Biasakan saat berkendara kita selalu konsentrasi dan mendapatkan visual semaksimal mungkin, artinya mata memandang sejauh yang bisa dilihat.
Baca Juga: Berani, Pria Gondrong Lempar Balik Sampah Yang Dibuang Dari Mobil Polisi
Dalam kasus ini contohnya seperti jembatan yang ada di tol, baik yang untuk orang jalan atau pun kendaraan, biasakan sebelum melintasi JPO mata diarahkan untuk mengetahui kondisi di atas," kata dia.
Tak hanya itu, Jusri juga menyarankan bila melihat adanya hal-hal jangal, seperti adanya orang di atas yang sedang nongkrong atau berkumpul, ada baiknya untuk mulai mereduksi kecepatan.
Bahkan bila memungkinkan, pindah ke jalur lambat dengan tetap memperhatikan kondisi lalu lintas, alias tidak langsung yang justru membuat pengendara lain bisa keget atau bahkan membuat bahaya lainnya.
"Langkah-langkah itu bisa dijadikan sebagai antipasi. Namun paling utama itu selalu waspada saat berkendara, karena bahaya itu mengintai bukan hanya karena faktor internal tapi juga eksternal atau lingkungan sekitar yang kita lewati.
Penting juga diketahui, risiko dalam berkendar bukan hanya dari depanpbelakang atau samping saja, tapi atas dan bawah," ujar Jusri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar dari Kasus Maraknya Pelemparan Batu di Jalan Tol",
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR