Sebelum perusakan berlangsung, lampu Mapolsek Ciracas dipadamkan.
"Warga enggak ada yang berani. Urusannya dia sama polsek saja, warga enggak ada. Kita sih asal diuber pada larian," kata dia.
Warga lainnya, R, menyebut melihat sekitar 200 orang berpakaian sipil sudah mengepung Polsek Ciracas.
Meski demikian, ia menyebut bahwa kelompok tersebut didominasi sosok “berambut cepak dan berbadan tegap”.
Saat itu, ia baru saja balik dari Pasar Kramat Jati.
Dia melihat para polisi dari polsek berlindung ke rumah-rumah warga.
"Polisinya ngehindarlah, namanya 200 orang. Lewat sini, tapi ditutup.
Dia (mereka) ngecek orang yang ngeroyok kaga ada, makanya diserang," ujarnya.
Buntut pengeroyokan
Insiden pada 2018 kemudian mencuatkan isu ketegangan antara dua korps bersenjata republik , TNI dan Polri.
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR