Otomania.com - Alat satu ini bisa merubah limbah sampah plastik menjadi solar, penemunya adalah Widodo yang merupakan warga Kalimantan Selatan.
Temuan ini tentu saja sangat inspiratif dan sudah seharusnya mendapat dukungan dari pemerintah.
Selain bisa ikut mengurangi sampah plastik yang tak terdaur ulang, juga bisa membuat masyarakat memenuhi kebutuhan BBM secara mandiri.
Hasil pembuatan BBM sejenis solar ini dari pemanfaatan sampah plastik baik lunak (kantong kresek) maupun semua jenis plastik keras.
Upaya penelitian dan uji coba Widodo ini dianggap berhasil setelah melalui proses yang dilakukan secara mandiri.
Baca Juga: Surprise! Marc Marquez Bakal Balap di MotoGP Andalusia, Bekas Operasi Udah Sembuh?
"Alhamdulillah sukses. Saya coba gunakan untuk mesin dongfeng, ternyata bisa.
Dan, sampai sekarang (BBM) masih saya gunakan membantu pekerjaan saya.
Saya bekerja sebagai pekerja bangunan. Perlu mesin dongfeng untuk menggerakan molen (pengaduk semen)," tutur Widodo dalam wancaranya kepada Banjarmasinpost.co.id, Rabu (22/7/2020).
Diakui Widodo, bisa membuat sendiri BBM dari pemanfaatan sampah plastik.
Usahanya tersebut ternyata tidak terlepas dari bantuan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotabaru yang memfasilitasi pembelian alat hasil dari idenya.
Dengan tujuan, selain BBM bisa digunakan sendiri (bukan komersil) juga bisa membantu efektivitas dan efisiensinya operasionalnya sebagai pekerja bangunan.
Baca Juga: Fitur Keren di Intercom Helm Cardo Packtalk Bold Ini Jadi Favorit Para Penggunanya
Tujuan lainnya, membantu program pemerintah upaya melakukan pengurangan sampah plastik.
"Selain BBM-nya bisa dipakai membantu pekerjaan. Tapi, juga untuk mengurangi sampah-sampah plastik," ucap Widodo.
Pembuatan BBM untuk efisien biaya operasional sebagai pekerja bangunan yang dikembangkannya sekitar tiga bulan lalu, lanjut Widodo, bahan baku plastik dicarikan dan dikumpulkan sendiri.
Sedangkan untuk proses pembuatan BBM atau disebut Pirolisis, menggunakan alat atau tungku pembakaran.
Dimulai dari pengumpulan plastik baik jenis lemah atau keras.
Pembakaran dilakukan dengan suhu 300 derajat untuk satu jam pertama.
Baca Juga: Wuling Segera Kenalkan SUV Konsep Terbaru, Model Mengotak, Logo Berubah Warna
"Setelah minyak keluar, kemudian dilanjutkan standar empat jam. Suhu derajat boleh diturunkan," ujar Widodo.
Seyogyanya untuk hasil yang bagus, cairan minyak tidak berwarna hitam.
Lanjut Widodo, setelah satu jam pertama (300 derajat), suhu panas bisa diturunkan di angka 250 atau 200 derajat.
"Kalau sabar di 200, 250 itu tetap mengalir (keluar minyak) dan hasilnya semakin bening.
Kalau suhunya terus dipanasin memang cepat habisnya, tapi hasilnya hitam," jelasnya.
"Pernah coba suhu panas sampai 400 derajat, hasilnya hitam. Saya akan terus akan perbaiki fasilitas, tungkunya," tandas Arif.
Baca Juga: Galau Mau Repaint Atau Pasang Decal Stiker, Simak Dulu Nih Komparasinya
Sementara itu, Kepala DLH Kotabaru Arif Fadilah, sangat mengapresiasi hasil karya mandiri Widodo memanfaatkan sampah plastik menjadi BBM jenis solar.
Arif mengakui keefektifan BBM hasil Pirolisis sampah-sampah plastik, setelah melalui proses uji coba menggerakkan mesin diesel dongfeng.
Memastikan keandalan cairan BBM hasil Pirolisis, ini Arif Fadilah berencana membawa dan memeriksakannya ke laboratorium di Jakarta.
"Bagaimana nanti hasil produknya, misalkan bagus dan standar bisa digunakan untuk mesin diesel. Mau diambil Pertamina silakan, tidak apa-apa. Tidak boleh dijual, ya tidak apa-apa," kata Arif Fadilah.
"Karena tujuannya hanya ingin memusnahkan sampah plastik. Dan, sudah ditemukan caranya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Banjarmasinpost.co.id dengan judul "Limbah Plastik Jadi BBM Solar, Inovasi Pekerja Bangunan Warga Kotabaru Ini Didukung DLH Kotabaru".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Banjarmasinpost.co.id |
KOMENTAR