"Kalian mau ketemu keluarga kalian atau tidak? Kalau mau ketemu, ya sudah, jangan mempersulit biar kita cepat selesai," ujar perampok.
"Pas saya bilang besok dinas pagi di rumah sakit, dia (perampok) malah bilang 'nanti kita antar sampai dekat rumah'," kata SR.
"Jadi kayak masih ada negosiasi. Makanya kita mikir, ini tuh apa sih? Kami enggak ngerti."
Baca Juga: Sikat Handphone Bocah, 2 Jambret Dipukuli dan Ditelanjangi, Kakak Pelaku Datang Meminta Maaf
Para perampok, di akhir episode penyekapan itu, juga sempat menceramahi para korban dengan nasihat berbau agama.
Sebelumnya, perampok itu juga menghardik SR ketika bidan tersebut menyerukan nama Tuhan.
"Saya kayak pingin tertawa saat bapaknya bilang, 'kalian itu makanya sholat, berdoa. Ini jadinya kalian yang kena'," kenang SR.
Diongkosi pulang
Pukul 02.00 WIB, para perampok mengarahkan sopir agar menepi dari Jalan Raya Bogor.
SR dan RP bisa bernapas lega meskipun didera trauma hebat.
Setelah disekap 4 jam dan ponsel serta uang mereka dikuras habis, mereka tak tahu bagaimana pulang ke kediaman masing-masing pada dini hari begitu.
"Tapi ternyata habis sudah lama muter-muter, semua barang akhirnya dibereskan, dia (perampok) memberi ongkos. Saya bingung," ungkap SR.
Ongkos pulang itu sebesar Rp 150.000 yang berasal dari duit rampasan para perampok yang disisakan untuk SR dan RP.
Para perampok menyuruh sopir mengarah masuk ke jalan kecil dekat Pasar Cibinong, Jalan Mayor Oking.
Bersamaan dengan itu, SR dan RP disuruh duduk di jok secara perlahan agar tak menimbulkan kecurigaan orang di luar angkot.
Mereka merasa lemas karena 4 jam disekap tanpa minum dengan tubuh ditindih. Sekujur kepala mereka pusing.
"Kebetulan kaki saya kan ada di kolong bangkunya, terus saya mau bangun kan susah.
Terus, perampoknya malah tanya, 'bisa enggak? Sandalnya mana?',"
Para perampok itu malah yang merunduk dan merangkak mencari sandal bidan dan perawat itu di kolong jok.
"Ini, pakai, duduk yang rapi," ungkap SR menirukan adegan para perampok menyodorkan alas kaki kepada mereka yang kehabisan tenaga.
Angkot tiba di Jalan Mayor Oking. Perampok mengawasi sekeliling dan menutup nomor polisi angkot itu dengan stiker.
Setelah merasa keadaan kondusif, SR dan RP dilepaskan dan diberi ancaman terakhir.
"Kalian jangan sampai teriak. Kalau teriak, kalian akan tanggung akibatnya. Akan kita kejar lagi. Kita enggak akan segan-segan membunuh," ancam perampok itu sambil memelototi mereka yang masih dilanda kebingungan.
"Pas kita turun, dia langsung suruh kita jalan ke depan. Betul-betul disuruh jalan ke depan, karena di depan itu jalan raya," ujar SR.
Baca Juga: Daftar Lengkap Harga Toyota Fortuner Bekas Tahun 2015 Semua Tipe, Rp 200 Jutaan
Dilanda trauma hebat, mereka berjalan kaki cukup jauh hingga Jalan Raya Bogor.
Mereka bingung hendak pulang dengan cara apa karena trauma dan tak punya ponsel untuk memesan taksi online.
"Terus ada angkot nomor 41 lagi. Di dalamnya ada ibu-ibu juga, kami merasa mungkin akan aman," tutup SR soal angkutan yang akhirnya mereka tumpangi hingga ke kediaman masing-masing.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bidan Ungkap Kejanggalan Penyekapan yang Dialaminya, Barang Dikembalikan dan Diberi Ongkos Pulang".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR