Otomania.com - Krisis yang disebabkan pandemi Covid-19 seakan memukul telak industri otomotif Tanah Air.
Saat ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang mempersiapkan skenario guna memulihkan kembali iklim industri yag kondusif di tengah pandemi.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, mengatakan, beberapa opsinya ialah penerbitan operasional usaha, mempermudah impor, hingga meningkatkan investasi.
"Sampai saat ini, ada beberapa skenario recovery yang disesuaikan dengan situasi terkini, mengingat kondisinya terus berubah-ubah.
Baca Juga: Lho Kok? Ternyata Valentino Rossi dan Marc Marquez Tak Masuk 100 Atlet dengan Penghasilan Tertinggi
Intinya, kecepatan recovery di sektor otomotif itu sejalan dengan recovery sektor rill (demand masyarakat) di mana berbanding lurus dengan buying power," kata Taufiek dilansir dari Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
"Salah satunya, saya bisa katakan, ialah rencana penerapan kebijakan new normal di beberapa wilayah Indonesia.
Diharapkan, ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi sehingga produktivitas dan daya saing industri otomotif dapat pulih kembali secara perlahan," lanjut Taufiek.
Taufik menjelaskan, dengan pembatasan aktivitas yang dikurangi secara bertahap tersebut, maka diprediksi pertumbuhan sektor industri kendaraan bermotor nasional pasca pandemi bisa mengejar ekspektasinya.
Baca Juga: Jakarta Bakal Susah Ikut-ikutan, Kota Ini Bikin Lampu Merah Kayak Grid Start MotoGP
Meski demikian, ia tak menampik bahwa butuh waktu yang cukup lama agar sektor otomotif bisa kembali ke fase normal atau penjualan tahunan di atas 1 juta unit.
"Ini sangat tergantung pada seberapa cepat recovery untuk pertumbuhan ekonomi yang ada.
Berdasarkan asumsi kami, sektor otomotif diharapkan dapat kembali normal antara satu sampai dua tahun," ujar Taufiek.
Pada kesempatan sama, ia juga memperkirakan bahwa penjualan kendaraan bermotor roda empat tahun ini di pasar domestik akan turun 40-50 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara penjualan sepeda motor, melemah sekitar 30 persen untuk periode yang sama.
Baca Juga: Aturan Isi BBM di SPBU Pertamina Saat New Normal Agak Beda, Baca Nih Biar Nggak Bingung
Ini sejalan dengan merosotnya daya beli masyarakat selama pandemi serta adanya pembatasan aktivitas masyarakat yang memaksa industri dan bisnis (termasuk pabrik otomotif) harus ditutup sementara.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo), realisasi penjualan mobil di Indonesia selama tiga tahun belakangan selalu berada di atas 1 juta unit.
Rinciannya, raihan pasar pada 2017 ialah 1.067.396 unit, yang kemudian meningkat jadi 1.152.641 unit di 2018.
Namun pada 2019, terjadi penurunan 10,8 persen karena ada tahun politik jadi 1.026.921 unit.
Baca Juga: Jakarta Diramalkan Bisa Macet Total Jika Tak Ada Alat Transportasi Alternatif Selama Pandemi
Sementara untuk realisasi penjualan motor di pasar domestik, menurut data Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( AISI), selama tiga tahun terakhir selalu berada di atas 6 juta unit.
"Pada 2018, total penjualan mencapai 6.383.111 unit atau naik 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 5.886.103 unit. Kemudian di 2019, naik lagi jadi 6.487.460 unit.
Maka, secara umum per tahun capaiannya positif," ujar Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala beberapa waktu lalu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Skenario Pemulihan Industri Otomotif, Butuh 2 Tahun untuk Normal".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR