Otomania.com - Secara tegas asosiasi driver ojek online yang tergabung dalam Gabungan Transportasi Roda Dua (Garda) Indonesia menolak kebijakan lockdown.
Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan, kebijakan lockdown akan sangat berdampak buruk terhadap pekerja yang bergerak di sektor informal.
Sebab, pekerja jenis tersebut pendapatannya bergantung terhadap aktifitas sehari-hari.
"Lockdown jika diberlakukan di Indonesia dampak negatifnya jauh lebih besar dari negara lain, karena banyak yang mencari nafkah di sektor informal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/3/2020).
Lebih lanjut, Igun menyebut driver ojek online merupakan jenis pekerjaan informal.
Ia meyakini jika nantinya lockdown diberlakukan, hal itu akan merugikan driver ojek online.
"Antara lain jutaan ojol yang setiap hari penghasilannya didapatkan secara harian bergantung pada pengguna jasa ojol harian," tuturnya, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel berjudul "Driver Ojek Online Tolak Kebijakan Lockdown."
Sebelumnya, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah berpendapat, bila Indonesia pada akhirnya menerapkan lockdown akibat wabah virus corona, maka dampaknya akan buruk bagi perekonomian.
Bagi sektor informal, menurut dia, akan kehilangan penghasilan. Sektor produksi akan terganggu karena banyak produk yang akan berkurang pasokannya.
"Termasuk juga merencanakan antisipasi apabila dilakukan "lockdown" dampaknya bisa dipastikan akan signifikan, perekonomian seperti dimatikan. Semua ini harus diantisipasi dan disiapkan solusinya," katanya kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (16/3/2020).
Baca Juga: Kena Efek Virus Corona, Pameran Otomotif GIIAS Surabaya 2020 Terpaksa Ditunda
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | Tribunnews.com |
KOMENTAR