Herman mengatakan, dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), sebuah peristiwa kecelakaan dilihat dari sebab-akibatnya.
"Dalam pelanggaran marka bisa kita lihat siapa yang merubah gerakan sehingga terjadi senggolan. Nah, ketika kita ingin mengkategorikan dia sebagai tersangka bisa dilihat dulu dari fakta markanya terlebih dahulu," tuturnya.
"Siapa yang akan merubah gerakan, itu sebagai tersangka," ucapnya.
Menurut Kompol Herman, seharusnya saat berkendara di tengah kemacetan yang paling utama adalah kesabaran.
Baca Juga : Semua Dilindungi Hukum, Tapi Tak Ada Yang Kebal Termasuk Pengendara Moge
"Kalau macet itu memang sudah seharusnya dinikmati oleh para pengguna jalan," tegas dia.
Untuk diketahui, kecelakaan Lalu Lintas dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan “UU LLAJ” digolongkan menjadi 3, yakni (lihat Pasal 229):
a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan Kendaraan dan/atau barang,
b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.
c. Kecelakaan Lalu Lintas berat, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.
"Amanah undang-undang sudah jelas bahwa itu adalah masuk dalam kecelakaan ringan," tuturnya.
Editor | : | Parwata |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR