jonathan ra
Otomania.com - Juara World Superbike Championship 2018 kembali direbut pembalap Kawasaki, Jonathan Rea.
Artinya kemenangan kali ini menjadi yang keempat berturut-turut untuk pembalap asal Irlandia tersebut.
Prestasi ini juga pertanda, Kawasaki dengan ZX-10R-nya adalah rajanya World Superbike selama beberapa tahun terakhir.
Pertanyaan klasik kembali naik ke permukaan.
(BACA JUGA: Tak Dapat Kursi Di MotoGP, Pembalap Ini Pindah Haluan ke World Superbike)
Dengan dominasi penuh di WorldSBK, kenapa Kawasaki tidak mau ikut berkompetisi di ajang MotoGP?
Nah, kita harus mengawali pembahasan ini dari awal kiprah Kawasaki di MotoGP pada 2002 lalu.
Mulai debut di 2002, Kawasaki hanya mengikuti kejuaraan MotoGP selama tujuh musim sampai 2008 saja.
Selama periode itu, Kawasaki tak kunjung bisa menunjukkan performa yang cukup bagus, tuntutan MotoGP memang berat.
(BACA JUGA: Musim 2019, Alvaro Bautista Hijrah dari MotoGP ke WorldSBK, Perkuat Tim Ducati)
Puncaknya di Februari 2009, terjadi krisis global yang membuat Kawasaki keluar dari MotoGP.
Sebelum benar-benar keluar dari MotoGP, Kawasaki mengubah namanya menjadi Hayate Racing dan berkompetisi dengan satu pembalap saja yakni Marco Melandri (sekarang berkompetisi di World uperbike bersama Aruba.it Ducati).
Intinya, masalah pendanaan yang membuat Kawasaki keluar dari MotoGP.
Setelah itu di 2010 Kawasaki masuk ke kejuaraan dunia superbike (WorldSBK).
(BACA JUGA: Jonathan Rea Beri Tepuk Tangan ke Tom Sykes Setelah Dijatuhkan di World Superbike Ceko, Mirip Stoner dan Rossi)
Kawasaki berani mengeluarkan dana banyak saat debut ke World Superbike, walaupun tidak sebanyak kalau di MotoGP sih.
Dan hasilnya sejak 2012, tidak ada pabrikan yang lebih sukses di World Superbike dari Kawasaki.
Di 2013 pembalap Kawasaki, Tom Sykes menjadi juara World Superbike.
Bahkan di empat tahun terakhir ini (2015-2018), rekan Tom Sykes, Jonathan Rea menjadi penguasa World Superbike.
(BACA JUGA: 7 Perbedaan MotoGP dan World Superbike)
Setelah didominasi Kawasaki, Dorna selaku pemilik World Superbike membuat beberapa regulasi baru agar pabrikan lain bisa bersaing, mulai awal musim 2018 kemarin.
Dilansir dari Speedweek.com, kabarnya itu adalah strategi Dorna Sports untuk bikin Kawasaki gerah dan mau ambil bagian lagi di MotoGP.
Mengenai hal tersebut, kepala pengembangan Superbike Kawasaki, Yoshimoto Matsuda, pernah mengungkap alasannya untuk bertahan.
"Aturan baru ini tidak adil bagi Kawasaki, namun jika kami bisa menang dengan kondisi ini, kami menang besar, sudah jelas kami akan keluarkan solusinya," ungkap Yoshimoto Matsuda.
(BACA JUGA: Ini Sebab Ingar-bingar Balap Superbike Tak Semeriah MotoGP)
Dengan tegas, Matsuda mengatakan bahwa MotoGP bukan menjadi jalan Kawasaki.
"MotoGP bukan jalan yang benar untuk kami, kau harus berpikir tentang apa yang diminta MotoGP darimu, apa teknologi yang dibutuhkan," sambungnya.
Wajar saja, karena jika masuk ke MotoGP, penelitian dan pengembangan motor memerlukan dana lebih besar.
Investasi untuk kompetisi MotoGP berkali-kali lipat dari yang dikeluarkan untuk WorldSBK.
(BACA JUGA: Suzuki Disinyalir Kembangkan Proyek Superbike Hayabusa Versi 2019)
Mereka harus membuat mesin prototype dan beberapa teknologi yang canggih.
Selain masalah pendanaan, tentunya Kawasaki tidak mau begitu saja meninggalkan ajang World Superbike yang telah dikuasainya.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR