Otomania.com – Jika MotoGP "mengharamkan" penggunaan winglet karena alasan keamanan, berbeda dengan keputusan yang diambil para petinggi World Superbike Championship (WSBK).
Superbike Commission (komisi SBK) secara melegalkan penggunaan winglet pada motor kelas utama yakni WSBK. Kendati demikian, keputusan ini diberikan dengan meninggalkan syarat yang harus dipenuhi tim.
Komisi WSBK yang memutuskan hal ini terdiri dari Rezsö Bulcsu (FIM CCR Director), Takanao Tsubouchi (MSMA Representative), Steve Aeschlimann, Fabio Muner, Charles Hennekam, Scott Smart dan Paul Duparc (FIM). Lalu ada juga Daniel Carrera (WorldSBK Executive Director), Gregorio Lavilla (WorldSBK Sporting Department Director).
Dalam rapat yang berlangsung di markas FIM (29/11/2017) menghasilkan beberapa peraturan untuk gelaran MOTUL FIM Superbike & FIM Supersport World Championships musim 2018.
Komisi SBK memutuskan bahwa tim dan produsen merk motor yang ikut di ajang WSBK diperbolehkan memasang winglet di motor mereka, asalkan juga dipasang di motor massal mereka dan telah memenuhi syarat atau sudah ter-homologasi dari Komisi WSBK.
(BACA JUGA: Kawasaki Luncurkan Ninja 250 Versi Superbike)
Seperti yang suda diketahui, penggunaan winglet pada mobil/motor terutama di arena balap adalah untuk mendapatkan daya tekan atau ‘downforce’ yang besar.
Pada MotoGP 2016 banyak tim yang menggunakan paket aerodinamika atau winglet untuk melengkapi kekurangan dari perangkat elektronik yang dianggap kurang sanggup mengatasi masalah stabilitas front end atau mereduksi gejala wheelie.
Bentuk nyata dari keputusan baru mengenai winglet ini, adalah ketika Aprilia menunjukkan RSV4 RF Superbike yang diberi sepasang sayap berukuran sedang di EICMA Milan November kemarin.
Kawasaki sebenarnya sudah lebih dulu menjual motor superbike dengan winglet dan aero kit yaitu Kawasaki Ninja H2R, sayangnya H2R tidak lolos homologasi FIM karena H2R lebih mirip hyperbike.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | tmcblog.com |
KOMENTAR