Otomania.com – Akibat dolar naik, nilai tukar rupiah pun melemah.
Produk otomotif juga mengalami penyesuaian harga.
Menurut Jonfis Fandy, Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor, produk CBU langsung terkena efek kenaikan harga dolar Amerika Serikat.
"Untuk produk CBU efeknya langsung terasa, harganya sampai sekarang sudah naik sekitar 1 persen," ujarnya, Rabu (12/9/2018).
Meski begitu, naiknya harga produk CBU Honda tak mempengaruhi ke penjualan secara keseluruhan.
(BACA JUGA:Toyota Corona Tabrak Motor, Pengemudinya Ternyata Anggota TNI Buron)
"Karena pergerakan CBU kami kan kecil ya, cuma sekitar 3 persen. 3 persen itu tidak ada pertambahan permintaan yang drastis, tidak ada juga pengurangan permintaan yang drastis," ujar Jonfis.
"Mungkin buat penjual CBU khusus, mobil yang mewah sekali mungkin ada pengurangan. Tapi kami enggak ada," sambungnya.
Ia mengatakan, jika konsumen produk sedan Honda kebanyakan disumbang dari sektor fleet.
"Konsumen segmen sedan Honda tergantung tipenya. Kalau City banyak fleet, kalau Civic banyak pribadi, Accord juga banyak fleet," terang Jonfis.
Sehingga kenaikan harga yang hanya 1 persen, tak membuat perusahaan-perusahaan mengurungkan niatnya untuk membeli mobil.
(BACA JUGA:Kalem, Begini Caranya Usir Geredek di CVT Motor Matik Honda)
"Mungkin ada perusahaan yang coba menahan, enam bulan ke depan baru ganti mobil. Tapi ada perusahaan yang lagi untung, mungkin karena usahanya ekspor, yaudah mereka lanjutkan," jelasnya lagi.
“Tapi pengaruh kenaikan harga mobil CBU terhadap impor kami sedikit sekali. Jadi masih sama saja seperti kemarin," tutupnya.
Asal tahu saja, semua sedan Honda statusnya memang masih impor.
Termasuk juga Civic Hatchback, Civic Type R dan Odyssey.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR