Otomania.com - Toyota Sienta yang bermain di kelas Low MPV penjualannya enggak selaris yang lain.
Kemunculannya sebenarnya akan dihadapkan pada rivalnya Honda Freed.
Tapi sayangnya MPV ber-bodi boxy dari Honda tersebut discontinue pada 2016 lalu, karena penjualan menurun.
Menular juga pada Toyota Sienta, yang terpantau sangat sepi penjualannya.
Lalu apa penyebabnya?
(BACA JUGA: Wah, Bukan Tas Baju, Polisi Malah Temukan Kawasaki Ninja 250 di Bagasi Bus)
"Toyota Sienta punya konsep city car. Mobil ini dipakai di kota-kota. Jadi segmented," jelas Fransiscus Soerjopranoto, Executive GM PT Toyota Astra Motor (TAM) di Jakarta.
Menurutnya, jangkauan Sienta tak seluas Avanza dan Rush yang bisa menjangkau area non perkotaan di seluruh Indonesia.
"Selain itu, konsumen punya banyak pilihan," ucap Suryo, demikian ia biasa disapa.
Dengan demikian Sienta jadi pengisi niche market.
Suryo lebih menyorot soal luas cakupan market untuk Sienta ketimbang soal model dan selera pasar.
(BACA JUGA: Parah, 3.000 Akun Mitra GrabCar Ditipu Petugas Call Center, Dana Insentif Digelapkan Sampai Rp 1 Miliar )
"Kalau mau dibilang, Sienta menarik juga. Chubby-chubby gitu. Spesifikasinya beda," lanjutnya Suryo.
Nah, melihat kembali ke belakang, Sienta bukan diposisikan sebagai pengisi pasar yang sempit.
Tapi justru jadi pemain kuat MPV di segmen antara Innova dan Avanza.
Itu sebabnya, target penjualan berani dipatok 3.500 unit sebulan.
Belakangan, penjualannya terus mengalami penurunan.
(BACA JUGA: Sudah Tahu Belum, Mazda Ternyata Punya Kembarannya Suzuki Jimny)
Berdasarkan data dari Gaikindo hingga bulan April 2018 penjualan Sienta hanya 390-an unit perbulan.
Untuk satu ini, Suryo meminta publik menanti kabar terbaru.
"Tunggu sebentar lagi untuk Sienta," ujarnya seraya menampik model facelift di Jepang akan masuk ke Indonesia.
Sementara di akun media sosial Toyota, Sienta facelift sudah terpajang.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Otomotifnet |
KOMENTAR