Otomania.com - Usulan Menteri ESDM, Ignasius Jonan untuk menghentikan penjualan mobil konvensioanl bermesin diesel dan bensin ditolak keras oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Jonan menyampaikan hal tersebut karena menilai hal serupa sudah dilakukan negara lain.
Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nangoi, mengatakan tanpa dipaksa mobil konvensional pasti akan mati sendiri.
"Kalau suatu saat harga bensin jadi Rp 1 juta, mobil ini akan mati pelan-pelan," kata Yohanes Nangoi di Jakarta, (23/5/2018).
(BACA JUGA: Sudah NIK Tahun Lalu, Ninja 250 Cuma Disunat Rp 4 Juta)
Wacana penghentian mobil konvensional dilatarbelakangi keinginan untuk mulai menggalakan pemakaian mobil listrik.
Mobil konvensional itu kendaraan yang tenaga penggeraknya dari mesin bakar yang membutuhkan bahan bakar fosil atau dari hasil tambang, seperti bensin dan solar.
Namun Nangoi menilai memajukan mobil listrik tak perlu sampai mematikan kendaraan jenis lain.
Sebab keduanya bisa berjalan beriringan.
(BACA JUGA: Pengendara Motor di Daerah Ini Enggak Mau Pakai Helm, Alasannya Takut Begal, Kok Bisa?)
Ia mengibaratkannya seperti mobil bertransmisi manual dan matik.
Dulu ketika baru meluncur, belum banyak orang yang langsung berminat membeli mobil matik.
Namun bukan berarti produsen otomotif langsung menghentikan produksi mobil manual.
Sebab seiring berjalannya waktu, peminat mobil tersebut kini lebih banyak ketimbang manual.
(BACA JUGA: Tabrakan Jadi Pembuktian, Honda Brio Baru, Pelat Masih Putih Ringsek, Ehh...Suzuki Katana Masih Kokoh Aja)
"Jadi tidak langsung manualnya dimatikan, tapi pelan-pelan dia akan mati sendiri," ucap Yohanes Nangoi.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Kompas Otomotif |
KOMENTAR