Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Cerita Kapolri Tito Karnavian Hadapi Teroris Bermotor dan Mobil Dalam Aksinya, Ada Dua Cara Pelaku

Fedrick Wahyu - Jumat, 18 Mei 2018 | 03:00 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Surya/Ahamad Zaimul Haq
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

Otomania.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menceritakan kisah penangkapannya terhadap terduga teroris.

Tito juga menjelaskan dua cara yang bisa dipakai oleh pelaku terduga teroris.

"Bagi mereka ada dua cara menuju surga dengan jalan yang cepat. Yang pertama yakni jika mereka terbunuh, maka mereka langsung masuk ke Surga. Sedangkan yang kedua, adalah dengan meletakkan bom di tempat keramaian tertentu sedangkan dirinya kabur," ujarnya.

Menurut Tito, kejadian kali ini luar biasa dikarenakan yang dipakai adalah metode bom bunuh diri.

(BACA JUGA: Bom Surabaya Jadi Sorotan Dunia, Marc Marquez Ucapkan Bela Sungkawa dan Semangat)

"Tapi yang kali ini kan tidak. Dipakai di badan bahkan diikat di tubuh anak kecil. Membawa Kartu Keluarga dan KTP mereka. Ini berarti mereka memang mencari mati karena mereka yakin bahwa mereka itu akan masuk surga," ujarnya.

Lalu jalan yang kedua yang menurut Tito sebagai inti yang dikehendaki oleh Teroris adalah konfrontasi dengan petugas kepolisian.

"Pada saat konfrontasi (tembak-menembak kontak dengan petugas) terjadi, mereka bisa membunuh dan mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, langsung masuk surga.

Seperti yang di Polda Riau, 5 orang naik Avanza membunuh petugas. Mereka tahu polisinya bersenjata.

Mereka lalu mengeluarkan pedang berapa pun yang bisa mereka serang dan bunuh bisa mendapat pahala, namun jika gagal akan tetap masuk surga. Itu yang di pikiran mereka," paparnya.

(BACA JUGA: Breaking News: Mapolda Riau Diserang Teroris, Toyota Avanza yang Masih Diparkir Diduga Bawa Bom!)

Tito juga mengakui saat ini pihaknya sangat menghindari konfrontasi terbuka guna menangkap teroris dalam keadaan hidup.

"Jadi yang kita lakukan tekniknya jangan mencari konfrontasi terbuka, namun melakukan penangkapan saat mereka lengah.

Kalau seandainya konfrontasi terbuka, itu jaga jarak. Saya berpesan jangan gunakan langkah-langkah penyerbuan karena mereka juga siap mati."

Dirinya juga menceritakan percakapan saat menangkap teroris silam di mana pelaku justru menangis di dalam mobil.

"Saya pernah menangkap kasus bom Kedutaan Besar Australia di Bogor, begitu kami tangkap hidup-hidup mereka menangis di kendaraan."

"Kenapa kamu menangis?"

"Kenapa kita tidak kontak?"

"Kenapa saya nggak bisa membunuh bapak?"

"Kenapa bapak nggak bunuh saya?"

"Saya kehilangan golden momentum untuk masuk surga."

"Saya sampaikan, ya sudah kamu bunuh diri saja setelah ini."

"Saya neraka pak, kalau sudah begitu," cerita Tito.

 

Editor : Iday
Sumber : Tribun Pekanbaru

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa