Otomania.com - Meski ada merek asal Jerman, Inggris, Perancis, atau bahkan Korea Selatan, merek Jepang masih menjadi pilihan utama orang-orang Indonesia. Selain penjualan mobil baru, salah satu indikatornya adalah aktivitas dagang di diler mobil bekas.
Alasanya simpel dan normatif, bahwa orang Indonesia menganggap mobil jepang punya suku cadang melimpah dan murah. Penjualan kembali juga terbilang tinggi serta laku.
Fakta itulah yang membuat banyak showroom mobil bekas jarang memajang mobil Eropa, kalau bukan diler spesialias. Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan pantauan di lima diler mobkas di Depok, hanya satu yang punya stok mobil Eropa.
Mobil itu adalah BMW 320i tahun 2007 milik Auto Ritz yang beralamat di Jalan Tole Iskandar, Depok yang dibanderol Rp 150 juta.
Sang pemilik diler, Deni Kusnendar mengatakan kalau BMW 320i itu hasil tukar tambah pembeli dengan Nissan X-Trail miliknya. Mobil itu pun nongkrong lama di showroom, berjejer dengan merek lainnya. "Jarang yang mau beli," katanya.
(BACA JUGA: Tertarik Boyong Mobil Bekas Merek Perancis? Ini Daftar Harganya)
BMW 320i di diler Auto Ritz itu bahkan sudah terparkir di showroom hampir dua bulan. Deni mengatakan, kalau bukan karena tukar tambah, pasti dirinya tak mau membeli mobil Eropa untuk didagangkan kembali.
"Waktu itu karena ada yang tukar tambah. Kalau cuma jual begitu saja saya tidak akan mau beli," ujar Deni.
Menurut para pengelola diler, masyarakat sudah pintar pilih mobil di bawah Rp 120 juta yang populasinya banyak, juga stok suku cadang yang melimpah tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.
Namun, ada juga mobil keluaran selain Jepang yang masih ada peminatnya yaitu asal Korea Selatan, KIA dan Hyundai. Jenisnya pun dipilih beberapa seperti Kia Picanto dan Hyundai Avega.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | Kompas Otomotif |
KOMENTAR