Otomania.com - Fenomena menarik dari konsumen mobil di Indonesia ditemui lagi. pada zaman serbacanggih seperti sekarang, mayoritas orang masih takut beli mobil hybrid, apalagi listrik.
Fenomena ini mengingatkan kita pada zaman dulu, ketika orang Indonesia ragu-ragu beli mobil transmisi otomatis karena rumor dan mitos yang berkembang soal kelemahannya saat itu begitu dahsyat.
Kebanyakan orang takut dan ragu beli mobil hybrid atau listrik karena masalah baterai. Pemikiran mereka simpel, "paranoid" jika baterai terendam banjir atau masalah-masalah lain.
Itulah "kisah" yang coba diterangkan Feransiscus Soerjopranoto, Executive GM Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM). Pengalaman TAM menjual mobil hybrid selama 10 tahun menjadi pelajaran.
Baca: Sudah Tahu Beda Mobil Listrik (EV) dan Hybrid?
"Awareness masyarakat terhadap hybrid sama seperti mobil transmisi matik zaman dulu," ucap Suryo, sapaan akrab Soerjopranoto usai peluncuran All New Rush di Jakarta (23/11/2017).
Berdasarkan survei, lanjutnya, menunjukkan bahwa orang masih takut, terutama saat banjir. "Baterainya bagaimana, harga baterainya berapa, garansinya berapa tahun, bisa tahan berapa lama", menjadi frase tanya yang paling sering diucap.
"Akhirnya kami bikin tes Prius melewati genangan. Lalu dijelaskan tentang baterainya. Terus orang akhirnya mau beli? Enggak juga," kata Suryo.
Hal ini menurutnya sama dengan ketakutan orang pakai transmisi matik zaman dulu. Alasannya bisa bermacam-macam, yang semua bermula dari mitos dan rumor.
"Dulu ada ketakutan orang pakai transmisi matik. Katanya kalau mogok susah didorong. Kalau didorong transmisinya bocor, nanti kalau overhaul habis uang berapa banyak," ucap Suryo.
Inilah yang membuat pabrikan membuat transmisi matik pakai tombol, didesain ada kuncinya.
"Tetapi sekarang, ada mobil-mobil tertentu yang 90 persen larisnya transmisi matik," ulas Suryo.
Dirinya yakin awareness publik terhadap mobil hybrid atau listrik akan membaik.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR