Jakarta, Otomania.com – Pemilik motor tipe sport dengan mesin 150 cc hingga 250 cc saat ini makin banyak ditemui. Selain beralasan modelnya yang sporty, dari sisi tenaga juga memberikan sensasi berbeda saat berkendara.
Namun karena kondisi jalan yang macet, banyak pemilik motor sport jarang mengendarai sepeda motornya dengan potensi maksimal atau kecepatan tinggi. Lebih ekstrem, ada pemilik yang terlalu sayang sehingga motor hanya dibawa berkeliling komplek atau diam di rumah.
Kondisi ini ternyata bisa jadi sumber penyakit pada motor. Menurut Koko Adiyaksa, workshop manager bengkel Sportisi Motorsport Rawamangun, motor sport yang jarang dibawa ngebut berpotensi menumpuk kotoran pada mesin.
“Jarang bawa ngebut biasanya kotoran akan cepat menumpuk seperti di piston. Ada deposit karbon yang tidak terbakar, apalagi pilihan bahan bakarnya jelek,” ucap Koko saat ditemui beberapa waktu lalu.
Menurut Koko, pemilik tidak perlu membuka tuas gas penuh, hanya dibawa agak kencang. Ini agar mesin yang sebenarnya dibuat untuk performa tinggi tersebut bisa bekerja sesuai kapasitasnya.
Komponen dalam mesin tersebut juga dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan tenaga yang diinginkan. Jadi ketika nanti membuka tuas gas, tenaga mesin tidak loyo.
“Ini sebabnya, selama pengetesan lewat dyno tes disini, motor yang sudah jalan 2.000 kilometer atau lebih, tenaganya lebih keluar bila dibandingkan motor-motor yang punya jarak kilometer sedikit. Ini karena kompomennya sudah jalan semua,” ucap Koko.
Namun tentu perlu diperhatikan waktu dan tempat yang aman untuk membawa motor sedikit lebih kencang. Tidak lupa selalu perhatikan keselamatan diri sendiri dan sekitar.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR